Terungkap pesan terakhir Dwi Putri pada ibunya di Lampung sebelum tewas di Batam

korban lift jatuh di sekolah Azzahra Bandar Lampung mengungkapkan pesan terakhir sang suami

Komunikasi Terakhir Dwi Putri dengan Keluarga Sebelum Kematian Mengerikan

Komunikasi terakhir Dwi Putri Apriliani Dini (25) dengan keluarganya sebelum ia meninggal dalam keadaan mengerikan di Batam, Kepulauan Riau, telah terungkap. Informasi ini diperoleh dari pengakuan kakak ipar korban bernama Dani.

Menurut Dani, Dwi Putri sempat menghubungi ibunya melalui telepon seminggu sebelum kabar kematian tersebut menyebar. Dalam percakapan itu, Dwi Putri menyampaikan rencananya untuk pulang ke kampung halamannya di Lampung Barat setelah bekerja selama dua tahun di Batam.

“Adik itu menyatakan bahwasanya di bulan 12 adik itu mau pulang. Mau pulang ke kampung dan mau menetap di Lampung Barat karena semua (keluarga) menetap di Lampung Barat,” ujar Dani kepada Tribunnews.com.

Pengalaman Tinggal Bersama di Batam

Melia, kakak kandung Dwi Putri, mengungkap bahwa ia pernah tinggal bersama adiknya di Batam beberapa tahun silam. Mereka berdua bekerja di kota tersebut sebelum Melia memilih pulang ke Lampung Barat saat Dwi Putri menikah dan menetap di Batam.

“Saya sih juga pernah kerja di Batam. (Dwi Putri) sama saya. Itu sudah lama juga sama saya,” kata Melia. Ia menjelaskan bahwa selama tinggal bersama, ia sangat menjaga adiknya. “Adik saya orang yang baik, sama saya sering main, sering nongkrong. Memang saya menjaga dia selama saya di Batam.”

Setelah menikah, komunikasi antara Melia dan Dwi Putri menjadi lebih jarang. Namun, Dwi Putri akhirnya bercerai dengan suaminya setelah memiliki seorang anak perempuan. Setelah bercerai, ia sempat pulang ke kampung halaman, tetapi dua tahun lalu kembali bekerja di Batam karena alasan ekonomi.

Duka Keluarga atas Kematian Dwi Putri

Kabar kematian Dwi Putri menjadi duka yang mendalam bagi keluarga. Melia mengatakan kedua orang tuanya tidak henti menangisi kepergian adiknya. “Ibu bapak nangis terus. Bapak nangis, ibu sempat pingsan juga dengar kabar ini.”

Lebih lanjut, Melia menyampaikan bahwa pihak keluarga tidak memiliki kecurigaan terhadap mantan suami Dwi Putri. “Hubungan dengan mantan suaminya baik. Komunikasi baik. Enggak ada (dugaan keterlibatan mantan suami Dwi Putri).”

Kematian Mengerikan Akibat Penyiksaan

Dwi Putri tewas mengenaskan di Batam setelah disiksa selama tiga hari, mulai dari Selasa (25/11/2025) hingga Jumat (28/11/2025). Berdasarkan hasil pemeriksaan polisi, korban tinggal di Batam selama sekitar dua tahun dan mendaftar ke agensi MK yang dimiliki oleh tersangka, Wilson Lukman alias Koko (28).

Anak didik agensi ini akan disalurkan sebagai Ladies Companion (LC) di beberapa tempat hiburan malam (THM) di Kota Batam. Dalam proses pendidikan dan ritual inilah Dwi Putri disiksa hingga tewas.

Kasus TPPO Mengemuka

Dalam kasus ini, polisi sedang mengusut kemungkinan adanya Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Penyiksaan Dwi Putri terekam dalam CCTV, yang kini dikantongi oleh pihak kepolisian.

Rekaman CCTV menunjukkan bagaimana Dwi Putri disiksa secara brutal. Dia ditemukan tanpa busana, tangan dan kaki diikat, serta mulut ditutup lakban. Penyiksaan dilakukan oleh tersangka Wilson Lukman alias Koko Wili (28), yang menyiram tubuh korban dengan air seperti menyiram tanaman.

Pada akhirnya, korban tidak lagi bergerak. Koko kemudian meminta anak buahnya untuk membeli tabung oksigen agar korban bisa mendapatkan oksigen pasca penyiksaan. Sayangnya, Dwi Putri sudah tidak bergerak dan dipastikan sudah meninggal saat itu.

Rekayasa Kematian

Setelah korban tewas, para pelaku mencoba merekayasa kejadian tersebut dengan seolah-olah menemukan seseorang yang meninggal tanpa identitas. Korban dibawa ke rumah sakit jauh dari keramaian. Namun, aksi keempat pelaku akhirnya terungkap setelah polisi berhasil mendapatkan rekaman CCTV dari TKP.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *