Tren Subscription Economy di Indonesia Meningkat, Mulai dari Konten Hingga Kopi

Indonesia mengalami pertumbuhan pesat dalam tren ekonomi berlangganan (subscription economy), yang mencakup berbagai sektor mulai dari konten digital hingga produk konsumsi seperti kopi. Tren ini didorong oleh peningkatan penggunaan internet, adopsi teknologi mobile, dan perubahan perilaku konsumen yang semakin memilih layanan berbasis langganan.

Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, penetrasi internet di Indonesia mencapai 79,5% pada 2024, meningkat signifikan dibandingkan 24,23% pada 2013. Selain itu, jumlah pelanggan seluler mencapai 352 juta pada 2023, melebihi jumlah penduduk. Hal ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi layanan berlangganan untuk berkembang.

Sektor e-commerce juga menjadi pendorong utama. Pada 2024, nilai transaksi e-commerce di Indonesia mencapai US$65 miliar, menjadikannya pasar terbesar di ASEAN. Pertumbuhan ini tidak hanya terjadi pada pembelian barang tetapi juga pada layanan digital yang umumnya menggunakan model berlangganan.

“Kami melihat bahwa konsumen Indonesia, terutama generasi muda, semakin sadar akan manfaat layanan berlangganan,” ujar Dian Suryadi, Direktur Eksekutif Asosiasi E-Commerce Indonesia. “Mereka lebih nyaman membayar secara rutin daripada membeli produk secara langsung.”

Dari sisi pengeluaran, rata-rata pengeluaran bulanan untuk layanan internet naik dari Rp60.780 pada 2020 menjadi Rp137.342 pada 2023. Ini menunjukkan bahwa layanan digital kini dianggap sebagai kebutuhan pokok, bukan sekadar kebutuhan tambahan.

Salah satu contoh sukses dalam model berlangganan adalah layanan streaming. Platform seperti Netflix, Viu, dan Disney+ Hotstar telah mengalami pertumbuhan pesat di Indonesia. Menurut laporan Nielsen, sekitar 60% pengguna internet di Indonesia mengakses layanan streaming secara rutin.

Selain konten digital, model berlangganan juga mulai diterapkan dalam sektor makanan dan minuman. Contohnya, merek kopi seperti Kopi Kenangan dan Bean & Co. menawarkan program langganan untuk pelanggan setia. Model ini memberikan fleksibilitas dan keuntungan bagi pelanggan, serta stabilitas pendapatan bagi bisnis.

“Kami melihat permintaan yang meningkat untuk layanan berlangganan, terutama di kalangan milenial dan Gen Z,” kata Rizki Prasetyo, CEO Kopi Kenangan. “Mereka menginginkan akses mudah, personalisasi, dan pengalaman yang seamless—semua ini bisa dipenuhi melalui model berlangganan.”

Selain itu, industri software dan layanan cloud juga mengalami pertumbuhan. Perusahaan seperti GoTo, Ovo, dan Xendit telah memperluas layanan mereka dengan model berlangganan, termasuk akses ke fitur premium dan dukungan pelanggan yang lebih baik.

Dari sisi ekonomi, sektor informasi dan komunikasi telah berkontribusi terhadap pertumbuhan GDP. Pada kuartal pertama 2025, sektor ini menyumbang 0,53% terhadap pertumbuhan ekonomi, menunjukkan pentingnya layanan digital dalam perekonomian nasional.

Namun, tantangan tetap ada. Penggunaan uang tunai masih cukup tinggi, meskipun penurunan drastis dari 70% pada 2020 menjadi 51% pada 2025. Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya edukasi dan inovasi dalam sistem pembayaran digital agar lebih mudah diakses oleh semua kalangan.

Secara keseluruhan, tren subscription economy di Indonesia menunjukkan potensi besar yang dapat dimanfaatkan oleh bisnis. Dengan adopsi teknologi yang tinggi, populasi muda yang aktif di media digital, dan pergeseran pola konsumsi, Indonesia siap menjadi pasar yang menarik bagi model berlangganan.




Related posts