Lead: Di tengah maraknya permainan digital, para orang tua kini mencari cara untuk menumbuhkan minat baca anak-anak. Berikut trik jitu yang bisa diterapkan.
H2 — Fakta Utama
Di era digital saat ini, banyak anak lebih akrab dengan permainan video daripada buku. Namun, minat baca tetap menjadi fondasi penting dalam perkembangan intelektual dan emosional anak. Menurut penelitian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sekitar 65% anak usia 6-12 tahun di Indonesia tidak memiliki kebiasaan membaca secara rutin. Hal ini memicu berbagai inisiatif untuk mengubah pola tersebut.
Salah satu strategi yang efektif adalah memadukan minat anak terhadap game dengan aktivitas membaca. Dengan memahami sifat anak yang suka tantangan dan interaktivitas, orang tua dapat merancang cara unik untuk membangkitkan rasa ingin tahu mereka terhadap buku.
H2 — Konfirmasi & Narasi Tambahan
Dr. Rina Wijayanti, psikolog anak dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa “Anak-anak yang suka main game cenderung memiliki kemampuan kognitif tinggi dan suka tantangan. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan cara mereka berpikir.”
Menurut Rina, salah satu metode yang bisa diterapkan adalah menggunakan buku-buku dengan konsep seperti “game book” atau “interactive storybook”. “Buku ini dirancang agar anak bisa membuat pilihan, mengambil keputusan, dan melihat akibat dari tindakan mereka. Ini mirip dengan permainan video, namun dengan manfaat pembelajaran,” ujarnya.
Sementara itu, Ibu Faris, seorang ibu rumah tangga yang aktif mengajarkan matematika logis kepada putranya, berbagi pengalamannya. “Saya memulai dengan maze sebagai media belajar. Anak saya senang bermain maze karena ia merasa seperti sedang berpetualang. Tapi, secara tidak sadar ia juga belajar logika, strategi, dan kesabaran,” kata Faris.
H2 — Analisis Konteks
Permainan digital memang sangat menarik bagi anak-anak karena sifatnya yang interaktif dan instant feedback. Namun, jika tidak diimbangi dengan aktivitas lain, bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan keterampilan sosial. Oleh karena itu, para ahli edukasi menyarankan untuk memperkenalkan buku dengan cara yang menarik dan sesuai dengan minat anak.
“Kita tidak perlu melawan tren teknologi, tapi kita bisa memanfaatkannya. Misalnya, dengan menggunakan aplikasi e-book yang menyerupai game, atau membuat cerita dengan narasi yang mirip dengan gameplay,” jelas Dr. Rina.
H2 — Data Pendukung
Berdasarkan laporan UNESCO 2023, anak-anak yang memiliki minat baca tinggi cenderung memiliki kemampuan akademik yang lebih baik. Selain itu, riset dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (LPPD) menyatakan bahwa anak-anak yang dibiasakan membaca sejak dini memiliki kemampuan berpikir kritis dua kali lebih tinggi dibandingkan yang tidak.
Tidak hanya itu, data dari Kemendikbud menunjukkan bahwa anak-anak yang terbiasa membaca buku bergambar memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Mereka mampu memahami makna kata, mengidentifikasi informasi, dan menyusun kalimat dengan lebih mudah.
Dengan pendekatan yang tepat, minat baca bisa menjadi bagian alami dari kehidupan anak-anak. Jika orang tua bersabar dan kreatif, anak akan menemukan bahwa membaca bisa sama menariknya dengan bermain game.
