Harga kebutuhan pokok di Kota Medan mengalami lonjakan tajam menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Salah satu komoditas yang paling terdampak adalah cabai merah, yang kini mencapai harga Rp78.000 per kilogram. Lonjakan ini menjadi sorotan publik karena berpotensi memengaruhi daya beli masyarakat, terutama keluarga dengan pendapatan rendah.
Kronologi Lengkap
Curah hujan tinggi yang mengguyur Sumatera Utara selama dua hari terakhir mulai berdampak pada pasokan dan harga kebutuhan pokok. Menurut data dari Tim Pemantau Harga Kebutuhan Pangan Sumut, harga cabai merah di Kota Medan melonjak dari Rp51.100 per kilogram pada 25 November menjadi sekitar Rp72.700 per kilogram. Dalam beberapa hari terakhir, angka ini bahkan meningkat hingga mencapai Rp78.000 per kilogram.
“Lonjakan paling terasa terjadi pada cabai merah. Sementara cabai rawit juga naik dari sebelumnya Rp37.200 per kilogram menjadi sekitar Rp44.100 per kilogram,” ujar Gunawan Benjamin, Ketua Tim Pemantau Harga Kebutuhan Pangan Sumut.
Selain cabai merah, harga komoditas lain seperti daging ayam dan telur ayam juga mengalami kenaikan. Harga daging ayam saat ini berkisar antara Rp32.000 hingga Rp40.000 per kilogram, sedangkan telur ayam dijual antara Rp1.600 hingga Rp2.200 per butir.
Mengapa Menjadi Viral?
Lonjakan harga kebutuhan pokok, khususnya cabai merah, menjadi viral karena dampaknya yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Banyak warga mengeluhkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan harian akibat kenaikan harga yang tidak wajar. Isu ini juga mendapat perhatian dari para tokoh dan lembaga yang menilai bahwa kebijakan pangan nasional masih memiliki celah yang perlu diperbaiki.
Selain itu, adanya bencana alam di beberapa daerah di Sumut serta gangguan distribusi membuat situasi semakin memburuk. Masyarakat khawatir harga akan terus meningkat hingga masa liburan natal dan tahun baru.
Respons & Dampak
Pemerintah Kota Medan telah mengambil langkah untuk mengatasi kenaikan harga tersebut. Salah satunya adalah dengan menggelar pasar murah di 53 titik lokasi dari 21 Kecamatan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan akses harga terjangkau bagi masyarakat, terutama mereka yang memiliki penghasilan rendah.
Di sisi lain, Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan menyoroti pentingnya solusi menyeluruh dari pemerintah. Ia menilai bahwa kenaikan harga pangan menjelang Nataru bukan hanya soal permintaan meningkat, tetapi juga menunjukkan kelemahan dalam tata kelola pangan nasional.
Fakta Tambahan / Klarifikasi
Gunawan Benjamin memproyeksikan bahwa lonjakan harga cabai dan komoditas hortikultura ini bersifat sementara. “Kami perkirakan harga akan kembali turun setelah kondisi cuaca membaik dan distribusi kembali normal,” jelasnya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa jika tidak ada perbaikan dalam sistem distribusi dan produksi, kenaikan harga bisa terus terjadi. Selain itu, kenaikan harga protein seperti daging ayam dan telur ayam dipengaruhi oleh kenaikan biaya produksi, khususnya harga jagung yang masih bertahan di kisaran Rp7.200 hingga Rp7.500 per kilogram.
Penutup – Kesimpulan & Perkembangan Selanjutnya
Harga kebutuhan pokok di Medan melonjak menjelang Nataru, dengan cabai merah mencapai Rp78.000 per kilogram. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat tentang daya beli dan stabilitas harga. Publik kini menantikan langkah-langkah lebih efektif dari pemerintah agar harga tetap stabil dan terjangkau.
