Penandatanganan MoU Produksi Film Tikam Samurai di Yogyakarta
Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya hadir dalam acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) produksi film layar lebar Tikam Samurai antara PT Semesta Tikam Samurai dan Bushi Bros Films di JAFF Market, Yogyakarta. Acara ini berlangsung pada Sabtu (29/11/2025), dan menjadi momen penting dalam pengembangan karya budaya Indonesia yang memiliki potensi global.
Film Tikam Samurai adalah adaptasi dari novel epik Minangkabau yang terdiri dari 10 jilid karya Makmur Hendrik. Novel ini pertama kali diterbitkan sebagai cerita bersambung di Harian Singgalang pada era 1970-an dan kini dianggap sebagai bagian penting dari khazanah literasi Minang. Kisahnya mengikuti perjalanan seorang pemuda Minang bernama Si Bungsu yang bertekad menuntut keadilan atas kematian ayahnya dengan menggunakan sebilah katana milik pembantai keluarganya, berlatar masa pendudukan Jepang di Sumatera Barat pada tahun 1942–1945.
Proses Produksi dan Target Tayang
Film Tikam Samurai dipimpin oleh Erik Hidayat bersama rumah produksi Bushi Bros Films. Proses kreatif dan produksi akan langsung dimulai pada Januari 2026, dengan target tayang pada 2027. Film ini ditargetkan memiliki kualitas berstandar internasional, sehingga mampu menarik perhatian penonton global.
Menekraf Teuku Riefky Harsya menyampaikan dukungan pemerintah terhadap karya budaya Indonesia yang ingin tampil di panggung dunia. Ia menilai kolaborasi ini merupakan momentum strategis untuk membawa IP Minangkabau berstandar internasional kepada penonton dunia.
Erik Hidayat, Co-Founder PT Semesta Tikam Samurai, menegaskan komitmen besar di balik kolaborasi ini. Menurutnya, penandatanganan MoU menjadi langkah penting dalam mewujudkan perjalanan panjang Tikam Samurai dari halaman novel ke layar lebar. Ia percaya sinergi antara kreator, pelaku industri, dan dukungan pemerintah akan menjadi katalis lahirnya Intellectual Property Indonesia berkelas dunia.
Antusiasme dari Pihak Produksi
Cornelio Sunny dari Bushi Bros Films menyampaikan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini. Ia menilai bahwa Tikam Samurai bukan hanya kisah tentang balas dendam, tetapi juga tentang kehormatan, identitas, dan keberanian menjaga martabat. Ia merasa terhormat dapat mengembangkan cerita ini sebagai film berskala global dan memperkenalkan warisan budaya Minang kepada dunia.
“Cerita ini sangat kuat secara emosional dan visual, dengan potensi sinematik luar biasa,” ujarnya. Ia berharap film ini bisa menjadi representasi kreativitas Indonesia yang mampu bersaing di pasar global.
Perjalanan Kreatif dan Dukungan Lintas Pihak
Sejak 2022, PT Semesta Tikam Samurai telah mengembangkan cerita ini menjadi Intellectual Property (IP) lintas medium, mencakup film, animasi, gim, komik, dan berbagai platform hiburan lainnya. Proses pengembangan IP ini didukung oleh para tokoh seperti Makmur Hendrik, Erik Hidayat, Josua Simanjuntak, dan Nayaka Untara yang bersama-sama mendorong lahirnya IP Indonesia berkelas dunia.
Kolaborasi antara PT Semesta Tikam Samurai dan Bushi Bros Films ini menjadi awal perjalanan kreatif membawa kisah legendaris Si Bungsu dan Tikam Samurai ke layar lebar dengan standar produksi internasional.
Visi Masa Depan
Menekraf Teuku Riefky Harsya menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi ini. Ia menilai IP Tikam Samurai tidak hanya merepresentasikan kreativitas Indonesia, tetapi juga menjadi jembatan karya anak bangsa ke tingkat yang lebih tinggi. Ia berharap film nasional semakin jaya dan menjadi contoh sukses dalam mendukung industri kreatif Indonesia agar mendunia.
“Bagaimana IP-IP Indonesia bisa semakin mendunia. Semoga film nasional semakin jaya,” ujarnya.
Dalam wawancara, Erik Hidayat juga menyampaikan harapan bahwa film ini bisa menjadi inspirasi bagi kreator-kreator muda di Indonesia. Ia mengatakan bahwa tahun lalu ia bertemu sutradara Avengers dan mereka meminta produksi film Indonesia. Hal ini memberinya tantangan untuk membuat film yang maksimal.
“Semoga semua lancar dan kita bisa menyaksikan Tikam Samurai pada 2027 nanti,” tambahnya.
