Risiko Anak yang Tidak Mendapatkan Imunisasi Secara Lengkap atau Tepat Waktu
Imunisasi merupakan salah satu langkah penting dalam menjaga kesehatan anak. Namun, terkadang orang tua mengalami kesulitan dalam memastikan anak mendapatkan vaksin secara lengkap dan tepat waktu. Pertanyaan ini sering muncul dari para orang tua seperti Farida dari Sukoharjo. Berikut penjelasan dari dr. Aisya Fikritama, Sp.A, seorang dokter spesialis anak.
Jika seorang anak belum mendapatkan imunisasi lengkap, masih ada kemungkinan untuk mengejar vaksin tersebut. Namun, hal ini harus dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter spesialis anak. Hal ini karena beberapa fasilitas kesehatan primer memiliki aturan ketat terkait jadwal imunisasi. Jika tidak sesuai jadwal, biasanya penerimaan vaksin akan ditolak.
Dampak dari tidak mendapatkan imunisasi lengkap pada anak bisa sangat berbahaya. Tujuan utama dari imunisasi adalah untuk memperkuat daya tahan tubuh anak. Tanpa imunisasi yang lengkap, anak lebih rentan terkena penyakit. Selain itu, risiko terkena penyakit menular juga meningkat, seperti DPT-HB-Hib yang melindungi dari difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, dan haemophilus influenza tipe B. Penyakit-penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius seperti meningitis dan pneumonia.
Meskipun sudah diimunisasi, anak tetap bisa terkena penyakit, tetapi tingkat keparahannya biasanya lebih ringan dibandingkan anak yang tidak diimunisasi. Ini berarti bahwa vaksin tidak memberikan perlindungan 100 persen, tetapi sangat membantu dalam mengurangi risiko penyakit berat.
Untuk memahami lebih lanjut tentang imunisasi anak, berikut adalah beberapa jenis vaksin yang wajib diberikan:
- BCG: Mencegah tuberkulosis (TBC).
- Hepatitis B: Melindungi dari infeksi hati.
- Polio: Mencegah kelumpuhan akibat polio, diberikan melalui oral dan suntikan (IPV).
- DPT-HB-Hib: Melindungi dari difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan haemophilus influenza tipe B, yang bisa menyebabkan meningitis dan pneumonia.
- Campak: Mencegah penyakit campak dan bisa dikombinasikan dengan gondong dan rubela (MMR).
- PCV: Mencegah pneumonia.
- Rotavirus: Mencegah diare berat.
Profil Dokter Spesialis Anak, dr. Aisya Fikritama, Sp.A
dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A, adalah seorang dokter spesialis anak yang kini berpraktik di RS UNS Sukoharjo. Ia lulus SMA melalui program akselerasi di SMA Negeri 1 Surakarta. Minatnya pada dunia kedokteran membuatnya menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Setelah menyelesaikan studi dokter umum, ia melanjutkan pendidikan spesialis anak. Selama masa studinya, ia aktif sebagai asisten dosen dan peneliti. Pengalaman kerjanya sangat beragam, termasuk menjadi dokter internship di RSUD Pandanarang Boyolali dan Puskesmas Boyolali II. Ia juga pernah bekerja sebagai dokter umum di berbagai institusi seperti Klinik Kimia Farma Adi Sucipto dan RS UNS.
Pada tahun 2023, ia pernah bekerja di RSU Asy Syifa Sambi Boyolali. Setelah itu, ia bergabung dengan RS UNS Sukoharjo sebagai dokter spesialis anak, serta menjadi dosen dan staf pengajar hingga saat ini. dr. Aisya juga aktif memberikan edukasi kesehatan anak melalui media sosial miliknya @dr.aisyafik.
Vitamin untuk Mendukung Tumbuh Kembang Anak
Selain imunisasi, vitamin juga berperan penting dalam mendukung tumbuh kembang anak. Salah satu contohnya adalah Vitamin Curcuma Plus Emulsion, yang menjadi pilihan ibu-ibu sebagai top brand untuk anak. Formula lengkapnya mencakup Temulawak Organik untuk daya tahan tubuh, Minyak Ikan Kod untuk perkembangan otak dan kemampuan belajar, serta Kalsium dan Vitamin D untuk pertumbuhan tulang optimal dan kesehatan gigi.
Vitamin ini dapat diberikan sejak usia anak 1 tahun setiap pagi. Untuk informasi lebih lanjut, klik di sini.
