Dolar AS Menguat ke Rp 16.620, Ini Penyebab dan Dampaknya bagi Rupiah

Jonatan Christie
Jonatan Christie dkk diminta untuk menambah porsi latihan setelah tak ada juara All England 2019 di tunggal putra. (Images via Reuters)

Apakah rupiah akan terus melemah di tengah tekanan dolar AS? Bagaimana dampaknya terhadap perekonomian nasional? Apa langkah yang bisa diambil untuk menstabilkan nilai tukar?

Mediahariini.com – Nilai tukar rupiah mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari Selasa (2/12), dengan posisi rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,23% secara harian ke Rp 16.625 per dolar AS, demikian laporan KONTAN.CO.ID (2/12). “Penguatan rupiah didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan data inflasi Indonesia yang lebih rendah dari perkiraan,” ujar Ibrahim Assuaibi, pengamat mata uang.

“Pergerakan rupiah dipengaruhi oleh ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan melanjutkan siklus pelonggarannya,” tambah Ibrahim, seperti dikutip dari KONTAN.CO.ID (2/12). Hal ini tercermin dalam meningkatnya CME FedWatch Tool yang menunjukkan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember adalah sebesar 87,4%.

“Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed memicu aliran modal asing ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.”

Berdasarkan data Institute for Supply Management (ISM), aktivitas manufaktur pada bulan November mengalami kontraksi selama sembilan bulan berturut-turut. “Data lebih lanjut menunjukkan bahwa harga input meningkat dan pasar tenaga kerja masih berada dalam kondisi rendahnya tingkat pemecatan dan perekrutan,” kata Ibrahim, seperti dilansir KONTAN.CO.ID (2/12).

Di sisi lain, inflasi nasional mencatatkan penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) hanya naik 0,17% secara bulanan, lebih rendah dibandingkan 0,28% pada Oktober. Secara tahunan, inflasi mereda menjadi 2,72%, sementara inflasi year to date berada di level 2,27%. Inflasi tersebut terutama ditopang oleh komponen inti yang naik 0,17% dan berkontribusi 0,11% terhadap inflasi nasional.

“Inflasi yang stabil membantu menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong kepercayaan investor.”

Namun, meski rupiah menguat, kenaikan nilai tukar dolar AS tetap menjadi isu penting bagi perekonomian Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keprihatinannya mengenai nilai tukar USD yang telah menembus angka Rp16.000. Kondisi ini menggambarkan betapa rentannya perekonomian Indonesia terhadap fluktuasi mata uang asing, khususnya dolar AS.

Kenaikan nilai tukar dolar AS memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Pertama, inflasi. Kenaikan nilai tukar dolar AS berdampak langsung pada inflasi karena barang-barang impor menjadi lebih mahal. Kedua, biaya utang luar negeri. Banyak perusahaan dan pemerintah Indonesia memiliki utang dalam bentuk dolar AS. Ketiga, daya saing ekspor. Meski pelemahan rupiah dapat meningkatkan daya saing ekspor, jika biaya produksi meningkat karena mahalnya bahan baku impor, keuntungan ini dapat tergerus.

Bank Indonesia (BI) dan pemerintah telah melakukan intervensi pasar valuta asing untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. BI juga dapat menyesuaikan suku bunga acuan untuk mengendalikan inflasi dan menarik modal asing. Pemerintah juga mendorong penguatan sektor ekspor melalui berbagai insentif dan kebijakan yang mendukung industri berbasis ekspor.

“Intervensi BI dan kebijakan suku bunga merupakan langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi.”

Untuk menghadapi kenaikan nilai tukar dolar AS, Indonesia perlu diversifikasi ekonomi, peningkatan produktivitas, dan pengelolaan utang yang bijaksana. Masyarakat juga perlu lebih bijaksana dalam mengelola keuangan pribadi dan mengonsumsi produk lokal untuk mengurangi ketergantungan pada barang impor.

“Dengan kerja sama dan komitmen dari semua pihak, Indonesia dapat menghadapi tantangan ini dan menjaga stabilitas ekonominya di tengah ketidakpastian global.”

Daftar Sumber Resmi/Kutipan:
1. KONTAN.CO.ID (2/12) – Laporan nilai tukar rupiah dan analisis ekonomi
2. Ibrahim Assuaibi (Pengamat Mata Uang) – KONTAN.CO.ID (2/12)
3. BPS (Badan Pusat Statistik) – Data inflasi nasional
4. Institute for Supply Management (ISM) – Data aktivitas manufaktur
5. Presiden Joko Widodo – Pernyataan tentang nilai tukar dolar AS

Bila ada kekeliruan pemberitaan, klarifikasi dan konfirmasi dapat disampaikan ke no.WA: Contact: +6285136056172 (an.Frontdesk MediaHariIni.com) atau klik link ini untuk pesan langsung https://mediahariini.com/wa

RupiahMenguat #DolarAS #NilaiTukarRupiah #InflasiNasional #BankIndonesia #EkonomiIndonesia #SukuBungaTheFed #InvestorAsing #KenaikanNilaiTukar #PerekonomianNasional #StabilitasEkonomi #FluktuasiMataUang #PengamatanEkonomi #KebijakanMoneter #DayaSaingEkspor #UtangLuarNegeri #KeprihatinanPresiden #DiversifikasiEkonomi #PeningkatanProduktivitas #PengelolaanUtang

Pos terkait