Apa yang akan terjadi pada BUMN karya di tengah utang yang membelit? Bagaimana nasib perusahaan-perusahaan ini jika tidak segera diperbaiki? Apakah pemerintah benar-benar mampu menyelamatkan BUMN karya dari kehancuran?
Mediahariini.com – Dalam beberapa bulan terakhir, isu tentang krisis keuangan yang menimpa BUMN karya semakin menggema. Berbagai perusahaan pelat merah yang sebelumnya menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia kini dihadapkan pada tantangan besar akibat utang yang terus menumpuk. “Sekarang mereka sedang berjuang untuk bertahan hidup,” kata seorang analis keuangan yang tak ingin disebutkan namanya dalam wawancara dengan Bisnis.com (1) pada 26 November 2025.
Perusahaan seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) telah mengalami penundaan pembayaran sukuk dan obligasi, sehingga membuat saham mereka disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito menyatakan bahwa kesepakatan restrukturisasi utang senilai Rp20,58 triliun dengan 11 lembaga keuangan adalah langkah penting dalam penyehatan perusahaan. Namun, ia juga mengakui bahwa kondisi keuangan BUMN karya saat ini sangat memprihatinkan.
“Kami percaya bahwa WIKA mampu pulih dan mau ambil andil dalam gerakan tersebut,” ujar Agung dalam keterangan resmi pada Rabu, 24 Januari 2024 (2).
Pembatalan merger BUMN karya hingga 2026 menjadi tanda peringatan bahwa masalah keuangan masih belum terselesaikan. Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria, menyatakan bahwa rencana konsolidasi tujuh BUMN karya dipastikan mundur hingga tahun 2026 karena kompleksitas persoalan keuangan dan utang yang mendalam. “Masalah keuangan mereka cukup dalam. Kami harus transparan juga kepada publik,” ujarnya (3).
Banyak ahli mengkhawatirkan bahwa jika tidak ada intervensi cepat, BUMN karya bisa jatuh ke jurang kehancuran. “Jika restrukturisasi utang tidak dilakukan secara efektif, maka kemungkinan besar perusahaan akan mengalami likuidasi,” ujar seorang ekonom yang tak ingin disebutkan namanya dalam wawancara dengan Kompas.com (4) pada 26 November 2025.
Tidak hanya WIKA dan WSKT, sejumlah BUMN karya lain seperti Adhi Karya, PP, Hutama Karya, Brantas Abipraya, dan Nindya Karya juga terlibat dalam skenario penggabungan yang ditunda hingga 2026. Dony Oskaria menjelaskan bahwa proses aksi korporasi ini harus disikapi dengan kehati-hatian, mengingat besarnya tantangan yang dihadapi oleh portofolio BUMN karya. “Restrukturisasi daripada utang-utangnya dulu,” tambahnya (5).
Seiring dengan penundaan merger, langkah-langkah penyehatan keuangan mulai dilakukan. Salah satunya adalah proses impairment atau penurunan nilai aset secara permanen untuk mencerminkan nilai wajar aset perusahaan. “Setelah itu baru kita kelompokkan berdasarkan skenario mana yang kemudian memberikan penguatan antar BUMN-BUMN ini,” jelas Dony (6).
Namun, banyak kalangan meragukan apakah langkah-langkah ini cukup untuk mengatasi utang yang sudah menumpuk selama bertahun-tahun. “Ini bukan soal penurunan aset, tapi bagaimana cara mengurangi beban utang yang sangat besar,” ujar seorang analis keuangan dalam wawancara dengan Bisnis.com (7) pada 26 November 2025.
Di tengah ketidakpastian, pemerintah diharapkan dapat segera mengambil tindakan nyata agar BUMN karya tidak sampai jatuh. “Jika tidak segera diperbaiki, BUMN karya bisa menjadi ancaman bagi stabilitas ekonomi nasional,” tambah analis tersebut (8).
Penutup
Dengan utang yang terus meningkat dan penundaan merger yang berlarut-larut, BUMN karya kini berada di ambang kehancuran. Meskipun langkah-langkah penyehatan telah dilakukan, banyak pihak tetap khawatir bahwa kondisi keuangan perusahaan tidak akan segera pulih. Diperlukan intervensi yang lebih radikal dan komitmen kuat dari pemerintah agar BUMN karya tetap bisa bertahan dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.
Daftar Sumber Resmi/Kutipan:
1. Bisnis.com (26 November 2025) – Wawancara dengan Analis Keuangan
2. Keterangan Resmi WIKA (24 Januari 2024)
3. Dony Oskaria (COO Danantara) – Bisnis.com (26 November 2025)
4. Kompas.com (26 November 2025) – Wawancara dengan Ekonom
5. Dony Oskaria (COO Danantara) – Bisnis.com (26 November 2025)
6. Dony Oskaria (COO Danantara) – Bisnis.com (26 November 2025)
7. Bisnis.com (26 November 2025) – Wawancara dengan Analis Keuangan
8. Bisnis.com (26 November 2025) – Wawancara dengan Analis Keuangan
Bila ada kekeliruan pemberitaan, klarifikasi dan konfirmasi dapat disampaikan ke no.WA: Contact: +6285136056172 (an.Frontdesk MediaHariIni.com) atau klik link ini untuk pesan langsung https://mediahariini.com/wa
