5 Fakta Menarik Ikan Sidat Kembang yang Populer

AA1RsTb8

Ikan Sidat Kembang: Spesies Unik yang Menarik Perhatian

Ikan sidat kembang atau Anguilla marmorata merupakan salah satu spesies ikan yang sangat menarik dan unik. Bentuk tubuhnya yang memanjang seperti ular, gerakannya yang aneh, serta warna tubuh yang gelap membuatnya mudah dibedakan dari ikan lain. Selain itu, ikan ini juga memiliki ukuran yang cukup besar dan menjadi komoditas penting di berbagai daerah.

1. Ukuran yang Luar Biasa Besar

Secara umum, ikan sidat kembang dikenal sebagai giant mottled eel atau belut coreng raksasa. Panjang rata-ratanya mencapai sekitar 1,5 meter, namun panjang maksimalnya bisa mencapai 1,7 hingga 2 meter dengan bobot hingga 27 kilogram. Dengan ukuran tersebut, sidat kembang menyandang gelar sebagai salah satu ikan sidat terbesar di dunia. Tubuhnya memanjang, gemuk, licin, dan kepalanya datar. Warna tubuhnya biasanya kecokelatan, hitam, atau abu-abu, yang digunakan untuk berkamuflase di bebatuan dan dasar sungai.

2. Populer sebagai Komoditas Pangan

Sama seperti belut lain dari famili Anguillidae, sidat kembang juga menjadi salah satu komoditas pangan yang populer. Ia sering dijual di pasar, supermarket, bahkan beberapa restoran membelinya dalam keadaan hidup. Harganya pun tidak murah, misalnya sebuah sidat kembang seberat 12 kilogram pernah terjual seharga 1.000 dollar di Tiongkok. Dalam hal olahan, sidat kembang bisa diolah dengan berbagai cara, seperti digoreng, dibakar, dijadikan sup, dipanggang, atau dicampur dengan rempah dan sambal pedas.

3. Aktif pada Malam Hari

Sidat kembang merupakan hewan nokturnal yang sangat aktif pada malam hari. Di siang hari, ikan ini lebih sering beristirahat di dasar sungai, di sela-sela batu, atau di sekitar tumbuhan air. Saat matahari terbenam, ia mulai berburu mangsa, berkelana, dan menjelajah perairan. Meskipun ia termasuk predator ganas yang bisa memakan ikan, udang, kepiting, hingga katak, sidat kembang tidak berbahaya bagi manusia. Ia pemalu dan cenderung kabur jika bertemu manusia. Selain itu, giginya tidak tajam sehingga tidak bisa menggigit.

4. Migrasi saat Bereksporasi

Seperti ikan salmon, sidat kembang melakukan migrasi saat akan bereproduksi. Saat ingin memijah, mereka akan bermigrasi ke laut. Beberapa lokasi favoritnya antara lain Kepulauan Mariana, Samudra Pasifik bagian Utara, Samudra Pasifik bagian Selatan, dan Samudra Hindia. Setelah menetas, anakan sidat kembang akan tinggal di laut selama beberapa bulan sebelum kembali ke perairan payau atau air tawar.

5. Sebaran yang Luas

Laman iNaturalist dan GBIF menyebutkan bahwa sidat kembang memiliki penyebaran yang luas. Ia bisa ditemukan di berbagai wilayah, mulai dari Afrika Selatan, Oseania, Australia, Jepang, Tiongkok, Malaysia, Indonesia, Filipina hingga Madagaskar. Populasinya masih melimpah dan bisa ditemukan di laut, area payau, sungai, rawa, hingga danau. Selama ada makanan, perairannya jernih, dan tidak ada predator, tempat tersebut bisa dihuni oleh sidat kembang.

FAQ Seputar Fakta Sidat Kembang

Apa perbedaan utama Sidat Kembang dengan belut sawah biasa?

Perbedaannya ada pada fisik dan sirip. Sidat memiliki sirip dada (pektoral) yang jelas di dekat kepala, sedangkan belut sawah tidak memilikinya. Selain itu, tubuh sidat kembang memiliki motif bercak-bercak seperti marmer atau bunga, tidak polos seperti belut.

Kenapa disebut sebagai hewan Katadrom?

Karena siklus hidupnya unik: mereka tumbuh besar dan hidup di air tawar (sungai/danau), tetapi saat ingin memijah (kawin dan bertelur), mereka akan bermigrasi jauh ke laut dalam. Setelah bertelur, induk sidat biasanya mati.

Apakah spesies ini bisa dikonsumsi?

Ya, dan memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Dagingnya dikenal kaya akan nutrisi dan sering menjadi komoditas ekspor mahal (sering diolah menjadi Unagi dalam masakan Jepang).

5 Perbedaan Ikan Sidat dan Belut, Jangan Sampai Tertukar!

5 Olahan Ikan Sidat Unagi, Ikan Khas Jepang yang Rasanya Istimewa

Pos terkait