Kisah Menarik Peserta Gorontalo Half Marathon 2025, Mulai dari Polwan hingga Pelari Terlambat

Para peserta mencapai garis finis UNG Half Marathon

Pengalaman Peserta dalam Gorontalo Half Marathon 2025

Gorontalo Half Marathon (GHM) 2025 menjadi ajang yang sangat dinantikan oleh banyak pelari dari berbagai daerah. Event ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat lokal, tetapi juga peserta dari luar daerah yang ingin mengikuti lomba dengan skala nasional. Di balik garis start dan finis, setiap peserta memiliki cerita unik tentang pengalaman mereka dalam mengikuti event ini.

Yugi Pricilia Latief: Pengalaman Pertama dalam Kategori 10K

Yugi Pricilia Latief, seorang polwan di Pohuwato, mengikuti kategori 10K untuk pertama kalinya. Ia mengaku sangat antusias dan campur aduk antara rasa deg-degan dan senang. “Ini pertama kali saya ambil 10K, jadi perasaannya campur antara deg-degan dan senang,” ujarnya.

Menurut Yugi, persiapan mental dan outfit lari lebih penting daripada hal teknis lainnya. Ia menekankan bahwa latihan berat yang dilakukannya sebagai anggota kesatuan membantu kebugaran fisiknya. Ia berharap tahun depan jumlah peserta semakin banyak dan event ini bisa terus memberi semangat bagi masyarakat.

Lulu Tohopi: Tiba Pagiburu untuk Mengikuti 10K

Lulu Tohopi dari Heledulaa Utara, Kota Gorontalo, tiba di Lapangan Taruna Remaja sekitar pukul 04.45 Wita. Ia juga mengambil kategori 10K untuk pertama kali. “Baru pertama ikut GHM. Rasanya sangat menyenangkan,” katanya.

Sebagai persiapan, Lulu rutin berlatih tiga kali seminggu agar bisa mencapai garis finish dengan lancar. Menurutnya, atmosfer GHM luar biasa sehingga ia berharap event serupa kembali digelar tahun depan. “Kalau ada panitia bikin lagi tahun depan, mantap! Ramai dan bikin semangat,” ujarnya.

Pranasiska Hadjara: Pengalaman dalam Kategori 5K

Pranasiska Hadjara dari Dembe Satu, Kota Barat, sudah beberapa kali mengikuti event lari. Namun, GHM 2025 menjadi pengalaman pertamanya di kategori 5K. “Kalau aku baru kali ini ikut GHM, tapi event-event sebelumnya memang ada. Ini bagus sekali,” ujarnya.

Ia mengaku lebih tenang menghadapi rute GHM karena terbiasa menjaga fisik lewat event olahraga lain. “Sepanjang jalan itu semangat sekali,” tambahnya sambil tersenyum.

Isna Ali: Terlambat Tapi Tetap Bersemangat

Cerita yang tak kalah menarik juga datang dari Isna Ali asal Telaga, Kabupaten Gorontalo. Ia tiba terlambat, hanya 15 menit sebelum sistem pendaftaran ditutup, sehingga tidak sempat melakukan pemanasan. “Saya terlambat. Sistem tinggal 15 menit mau ditutup. Tidak sempat pemanasan, langsung lari saja,” ujarnya.

Meski begitu, Isna bersyukur bisa berpartisipasi. Event ini menjadi keikutsertaannya yang kedua setelah sebelumnya mengikuti Gorontalo Fun Run. Ia menilai GHM 2025 memberi dampak positif bagi ekonomi dan pariwisata daerah. “Bagus dan seru, karena meningkatkan ekonomi dan pariwisata Gorontalo,” katanya.

Meski kondisi ramai dan padat, Isna tetap menikmati pengalaman tersebut. “Tadi ada peserta yang pingsan. Mungkin panitia agak kewalahan karena banyak sekali orang. Tapi overall tetap keren,” ucapnya.

Gubernur Gorontalo Melepas Peserta

Dalam kesempatan itu, Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail melepas peserta kategori 10K sekaligus ikut berlari. Gusnar menyampaikan bahwa GHM 2025 telah masuk dalam jajaran event lari nasional. “Saya baru diberitahu dari Jakarta bahwa Gorontalo Half Marathon sudah masuk sebagai bagian dari event lari nasional. Ini perkembangan baik untuk Gorontalo,” ujarnya.

Sebelum menutup sambutan, Gusnar menyempatkan menyambut peserta dari luar daerah. “Khusus saudara-saudara dari luar daerah, selamat datang di Gorontalo. Kalau ada waktu setelah lomba, silakan mengunjungi Sherly Hiu Paus yang sekarang jadi kebanggaan kita semua,” tuturnya.

Ia menambahkan, GHM akan kembali digelar tahun depan dengan skala lebih besar. “Insyaallah tahun 2026 kita akan tingkatkan lagi jumlahnya,” kata Gusnar.






Pos terkait