bali.https://soeara.com
, DENPASAR –
Super League 2025-2026 mengalami jeda sementara akibat adanya agenda SEA Games 2025 di Thailand. Hingga saat ini, sebanyak 18 tim telah memainkan 13 pertandingan, kecuali Malut United dan Persib yang baru bermain dalam 12 laga.
Borneo FC, Persija, dan Persib menjadi tiga tim yang bersaing memperebutkan gelar juara, sementara PSBS Biak, Semen Padang, dan Persis Solo berjuang keras untuk menghindari jurang degradasi. Persaingan di lapangan terlihat sangat ketat, dengan setiap tim berusaha memenangkan pertandingan. Namun, tensi pertandingan sering berujung pada pemberian kartu merah atau kuning, yang berdampak pada denda.
Yang menarik, hampir semua klub pernah menerima hukuman denda dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, kecuali PSBS Biak dan Semen Padang. Kedua tim tersebut belum pernah menerima denda dari Komdis PSSI meskipun keduanya masih berada di zona degradasi.
Kedua tim ini nyaris bermain bersih tanpa ada pelanggaran yang dilakukan pemainnya. Prestasi ini layak mendapat apresiasi meskipun mereka masih harus berjuang untuk menghindari degradasi.
Berikut adalah klasemen denda yang diberikan oleh Komdis PSSI kepada kontestan Super League 2025, kecuali PSBS Biak dan Semen Padang:
-
PSM Makassar
PSM Makassar menempati daftar teratas akumulasi denda yang diberikan Komdis PSSI. Dalam 13 pertandingan terakhir, akumulasi denda yang dikumpulkan pemainnya mencapai Rp 370 juta. Denda sebesar itu rata-rata berasal dari akumulasi pelanggaran teknis seperti kartu kuning dan ulah suporter. -
Persik Kediri
Persik Kediri menempati posisi kedua sebagai tim yang paling banyak diberikan hukuman denda oleh Komdis PSSI, yakni sebesar Rp 260 juta. Penyebab denda ini antara lain beberapa kasus flare, akumulasi kartu kuning, dan pelanggaran prosedural. -
Madura United
Madura United menempati peringkat ketiga dengan akumulasi denda sebesar Rp 200 juta. Alasan denda ini meliputi beberapa kasus flare, akumulasi kartu kuning, dan pelanggaran prosedural. -
Bhayangkara FC
Bhayangkara FC menempati peringkat keempat dengan akumulasi denda sebesar Rp 195 juta. Denda ini diberikan karena beberapa kasus, baik akumulasi kartu kuning maupun pelanggaran prosedural. -
Persija
Persija menempati peringkat kelima dengan akumulasi denda sebesar Rp 190 juta. Persija menerima denda karena beberapa kasus yang dialami suporter, akumulasi kartu kuning, dan pelanggaran prosedural. -
Persib
Persib Bandung menempati peringkat keenam dengan akumulasi denda sebesar Rp 185 juta. Persib mengalami kerugian besar karena Komdis PSSI menjatuhkan sanksi denda bernilai ratusan juta untuk tiga pelanggaran yang dilakukan, meski berhasil mengalahkan Bali United di Stadion Kapten Dipta, Gianyar.
“Terjadi penyalaan dua buah flare di tribune selatan, satu flare masuk ke area lapangan di bawah tribune selatan dan satu buah flare di tribune sayap selatan yang dilakukan oleh penonton Persib Bandung. Oleh karena itu, menjatuhkan denda sebesar Rp 60 juta,” tulis Komdis PSSI dilansir dari laman federasi.
Komdis PSSI juga menjatuhkan sanksi denda sebesar Rp 30 juta kepada Persib lantaran terjadi pelemparan botol air minum kemasan di tribune selatan yang dilakukan oleh suporter Persib. Kerugian Persib makin bertambah karena Komdis PSSI memberikan sanksi denda tambahan sebesar Rp 25 juta. Sanksi tersebut diberikan karena ada suporter Persib Bandung sebagai penonton klub tamu yang hadir dalam pertandingan di Stadion Kapten Dipta.
Posisi berikutnya ada Arema FC yang menerima denda Rp 175 juta, disusul Dewa United dengan Rp 100 juta. Persis Solo dan Persita di posisi berikutnya yang sama-sama menerima denda Rp 80 juta.
Posisi berikutnya ada Persijap dengan Rp 75 juta dan Persebaya dengan Rp 70 juta.
Bagaimana dengan Bali United? Sejauh ini Bali United baru menerima denda dari Komdis PSSI sebanyak Rp 50 juta, disusul PSIM Yogyakarta dengan Rp 25 juta. Yang menarik, dua tim papan atas, Borneo FC dan Malut United menjadi dua tim dengan denda cukup minimalis, hanya Rp 5 juta.
