Penampilan Mengesankan Sadida Nugraha di Laga Persebaya Surabaya vs PSM Makassar
Sadida Nugraha berhasil mencuri perhatian setelah tampil luar biasa dalam pertandingan Persebaya Surabaya melawan PSM Makassar dengan skor 1-1, pada Sabtu (6/12). Performanya yang mengesankan menunjukkan potensi besar untuk menjadi bintang masa depan Persebaya Surabaya, jika tidak tergoda oleh klub rival. Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora B.J. Habibie, Sadida memberikan energi baru di lini tengah Persebaya Surabaya yang sedang dalam proses pengembangan.
Pemain muda berusia 20 tahun ini tampil penuh percaya diri meskipun menjalani debut sebagai starter dalam atmosfer pertandingan yang intens sejak menit pertama. Ia dinobatkan sebagai Man of The Match berkat aksi defensifnya yang rapi dan keberaniannya dalam duel lini tengah. Keputusan untuk menggantikan posisi Milos Raickovic terbukti tepat karena Sadida menunjukkan ketenangan yang matang untuk usianya.
Sadida bermain penuh selama 90 menit dan menjaga konsistensi hingga peluit panjang dibunyikan. Ia mampu mengalirkan bola dengan efektif, menjaga struktur permainan, sekaligus memutus serangan lawan dengan membaca arah umpan PSM Makassar. Akurasi umpan sebesar 84 persen dengan 21 umpan sukses dari 25 percobaan menunjukkan kualitas teknis Sadida sebagai gelandang bertahan.
Selain itu, ia juga memastikan alur bola Persebaya Surabaya tetap hidup sepanjang laga. Dalam aspek bertahan, Sadida mencatatkan enam intersep, tiga sapuan, dan dua blok tembakan yang sangat vital. Statistik tersebut menggambarkan insting bertahan yang kuat dari Sadida dalam melindungi lini belakang Persebaya Surabaya dalam momen-momen genting.
Meski hanya tampil enam kali musim ini, pemulihan bola yang dilakukannya dan kecermatan dalam membaca ruang memberi sinyal bahwa Persebaya Surabaya memiliki fondasi baru di sektor tengah. Fisiknya cukup kuat untuk bersaing dalam duel, meskipun masih butuh peningkatan agar bisa menyamai standar pemain senior seperti Toni Firmansyah.
Respons Bonek terhadap performanya sangat positif karena mereka melihat chemistry antara Sadida dan Toni sebagai paket masa depan Persebaya Surabaya. Banyak suporter menilai kombinasi keduanya lebih segar dan lebih berani dibandingkan opsi gelandang lain musim ini.
Komentar Bonek di media sosial memuji gaya bermain Sadida yang agresif, ngeyel, dan penuh determinasi. Mereka melihat pemain kelahiran 26 April 2005 ini punya mentalitas khas Arek Suroboyo yang tak mudah menyerah dan selalu tampil ngotot di lapangan.
Ada pula dorongan dari suporter agar fisiknya ditingkatkan agar tidak mudah kalah duel dalam ritme cepat permainan Super League 2025/2026. Harapan ini muncul karena mereka melihat perkembangan Sadida sudah berada di jalur yang tepat sebagai gelandang bertahan modern.
Namun antusiasme itu juga disertai kekhawatiran karena Persebaya Surabaya sering kehilangan pemain muda potensial ke klub lain. Contoh seperti Rizky Ridho, Irfan Jaya, dan Koko Ari masih membekas di ingatan Bonek yang berharap siklus serupa tidak terulang pada Sadida.
“Enggeh, Mas. Tapi nek ora dijual. Koyok gak eroh AE manager e yah opo,” tulis seorang Bonek yang cemas siklus lama akan terulang. Bonek mengeluhkan kebiasaan klub melepas pemain potensial, baik melalui penjualan maupun bebas transfer. Situasi ini membuat suporter lebih protektif terhadap talenta baru seperti Sadida yang dianggap layak menjadi aset jangka panjang Persebaya Surabaya.
Dengan performa matang di usia muda, Sadida Nugraha memberi gambaran apa yang bisa dicapai Persebaya Surabaya jika mampu mempertahankan talenta terbaiknya. Dia bukan hanya bintang baru, tetapi juga simbol harapan Green Force menuju masa depan yang lebih mapan dan kompetitif. Jika tidak dilepas ke klub rival dan mendapat ruang berkembang yang ideal, Sadida bisa menjadi motor baru Persebaya Surabaya dalam jangka panjang. Perjalanan kariernya mungkin baru dimulai, tetapi sinarnya sudah terlihat terang bagi masa depan Green Force.
