Lead: Di tengah tantangan ekonomi dan perubahan dinamika karier, banyak muda usia 25 tahun mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan. Apakah keputusan ini berani atau sembrono?
H2 — Fakta Utama
Di Indonesia, pengunduran diri (resign) di usia muda, khususnya sekitar 25 tahun, menjadi topik yang ramai dibicarakan. Survei Jajak Pendapat (JakPat) pada 2022 menunjukkan bahwa alasan utama generasi Z untuk resign meliputi gaji tidak sesuai dengan tanggung jawab (64,9%), jam kerja tidak teratur (56,9%), serta lingkungan kerja yang toksik (52,4%).
Namun, saat ini, banyak muda di bawah usia 30 tahun memilih untuk keluar dari pekerjaan mereka lebih awal daripada generasi sebelumnya. Ini bisa disebabkan oleh pergeseran nilai hidup, peningkatan kesadaran akan kesehatan mental, atau keinginan untuk mencari jalan karier yang lebih sesuai dengan minat dan tujuan pribadi.
H2 — Konfirmasi & Narasi Tambahan
Menurut Dr. Rina Wijayanti, psikolog dan ahli karier di Jakarta, “Resign di usia 25 tahun bukanlah tindakan sembarangan jika dilakukan dengan persiapan matang. Namun, jika dilakukan tanpa rencana, itu bisa menjadi risiko besar.” Ia menjelaskan bahwa banyak orang muda mengambil keputusan tersebut karena merasa tidak cocok dengan lingkungan kerja atau kurangnya peluang berkembang. “Tapi, penting untuk memastikan bahwa mereka memiliki alternatif pekerjaan atau sumber pendapatan lain sebelum meninggalkan pekerjaan saat ini.”
Sementara itu, Adi Prasetyo, seorang profesional di bidang teknologi yang resign di usia 25 tahun, berbagi pengalamannya. “Saya merasa stagnan dalam pekerjaan saya. Saya ingin fokus pada bisnis sampingan dan mengejar passion saya. Meski ada ketakutan, saya yakin ini langkah yang benar,” katanya.
H2 — Analisis Konteks
Pandangan tentang resign di usia muda berbeda-beda. Beberapa menganggapnya sebagai tindakan berani yang menunjukkan kepercayaan diri dan kemampuan mengambil risiko, sementara yang lain melihatnya sebagai tindakan sembrono yang bisa merugikan masa depan.
Dalam konteks ekonomi Indonesia, di mana rata-rata upah buruh sebesar Rp3,07 juta per bulan (Agustus 2022), keputusan untuk resign bisa sangat berisiko jika tidak diiringi persiapan yang baik. Namun, tren baru menunjukkan bahwa generasi muda lebih sadar akan pentingnya keseimbangan hidup dan kesejahteraan mental.
H2 — Data Pendukung
- 64,9% responden Gen Z menyebut gaji tidak sesuai jobdesk sebagai alasan resign.
- 56,9% merasa jam kerja tidak teratur.
- 52,4% menganggap budaya kerja toksik sebagai alasan.
- BPS mencatat jumlah angkatan kerja sebesar 143,72 juta jiwa pada Agustus 2022.
- Rata-rata upah buruh di Indonesia sebesar Rp3,07 juta per bulan.
H2 — Penutup
Keputusan untuk resign di usia 25 tahun tidak bisa diukur hanya dengan label ‘berani’ atau ‘sembrono’. Pentingnya persiapan, pemahaman akan tujuan hidup, dan kemampuan untuk menghadapi risiko adalah faktor utama yang menentukan apakah keputusan tersebut berhasil atau tidak. Bagi yang sudah siap, resign bisa menjadi langkah awal menuju kesuksesan yang lebih sesuai dengan harapan.
