Gempa Dangkal di Bener Meriah Menggegerkan Warga Tengah Malam
Pada tengah malam, warga Bener Meriah dan sekitarnya di Aceh dikejutkan oleh guncangan gempa yang terjadi beberapa kali. Gempa ini tidak hanya sekali, tetapi terasa berulang hingga membuat banyak orang terbangun dari tidur. Peristiwa ini menimbulkan kekacauan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat.
Artikel ini akan membahas detail mengenai gempa dangkal yang terjadi di Bener Meriah, dampaknya terhadap warga, serta informasi terkini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Kami juga akan menjelaskan bagaimana gempa ini memengaruhi wilayah lain di Aceh dan apa langkah-langkah yang perlu diambil untuk keselamatan.
Gempa Dangkal dengan Magnitudo 4,7
Menurut data BMKG, gempa dengan magnitudo 4,7 terjadi pada pukul 00.30 WIB. Pusat gempa berada di darat, 22 kilometer barat laut Kabupaten Bener Meriah. Gempa ini memiliki kedalaman hanya empat kilometer, sehingga termasuk gempa dangkal. Gempa yang terjadi di bawah permukaan bumi ini lebih rentan menimbulkan dampak yang terasa kuat di permukaan.
Kekuatan gempa ini dirasakan oleh banyak warga di sekitar Bener Meriah. Beberapa pengguna media sosial seperti akun @Titi_jaya22 mengungkapkan rasa kaget mereka saat merasakan getaran yang cukup kuat. “Ya Allah. Sampai terbangun dari tidur. Berasa dibawa ombak gempanya,” tulisnya.
Selain itu, gempa juga terasa di beberapa daerah lain seperti Takengon, Aceh Tengah; Lhokseumawe; dan Sigli di Pidie. Bahkan, pemilik akun @Arnathez menyebutkan bahwa gempa terjadi hingga empat kali susulan.
Dampak Gempa di Wilayah Aceh
Berdasarkan data BMKG, intensitas gempa mencapai skala IV MMI di Bener Meriah. Skala IV MMI berarti gempa dapat dirasakan banyak orang di dalam rumah dan bisa menyebabkan pintu serta jendela berderik. Sementara itu, di Bireuen, Aceh Timur, dan Pidie, dampak gempa tercatat pada skala III MMI. Skala III MMI menunjukkan bahwa gempa terasa nyata di dalam rumah, seperti ada truk melintas.
Pernyataan warga di Lhokseumawe juga dikonfirmasi oleh BMKG. Pemilik akun @mohd_riski5 menyebutkan bahwa gempa terasa sangat keras di daerah tersebut.
Peringatan dan Langkah Keselamatan
Meskipun gempa ini tidak menimbulkan kerusakan besar, masyarakat diimbau tetap waspada. BMKG memberikan rekomendasi agar warga tidak panik dan tetap berada di luar bangunan jika terjadi gempa lanjutan. Selain itu, penting untuk memastikan kestabilan struktur bangunan dan memperhatikan informasi terbaru dari BMKG.
Peningkatan Aktivitas Gunung Bur Ni Telong
Selain gempa, aktivitas Gunung Bur Ni Telong di Bener Meriah juga meningkat. Setelah sempat turun ke level normal, gunung ini kembali naik ke status waspada. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah gempa vulkanik dalam bulan ini.
Berdasarkan data kegempaan, terekam 100 kali gempa vulkanik dalam, 26 kali gempa tektonik lokal, dan 60 kali gempa tektonik jauh. Peningkatan gempa vulkanik dalam teramati sejak Juli lalu, dan semakin terlihat pada Agustus dengan adanya gempa vulkanik dangkal.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa peningkatan gempa vulkanik dalam menunjukkan adanya akumulasi tekanan pada kedalaman dangkal. Meskipun intensitas gempa sempat menurun pada akhir Agustus, peningkatan kembali terjadi pada 10 September dan 22 September 2025.
Masyarakat dan pengunjung diminta untuk tidak mendekati area kawah dalam radius 1.5 km. Warga juga diimbau untuk tidak berada di daerah fumarol dan solfatara saat cuaca mendung atau hujan karena konsentrasi gas dapat membahayakan kehidupan.
Penemuan Bunga Langka Rafflesia hasseltii
Di luar gempa, penemuan bunga langka Rafflesia hasseltii di Sumatera Utara juga menjadi sorotan. Penemuan ini membuat heboh dunia maya, terutama setelah video ekspresi emosional Septian Riki, anggota komunitas lokal, viral di media sosial.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan riset terkait keberadaan Rafflesia hasseltii. Menurut Joko Ridho Witono, peneliti BRIN, Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman Rafflesia tertinggi di dunia bersama Filipina. Hingga kini, tercatat 16 jenis Rafflesia di Indonesia, dan tim BRIN telah berhasil mengumpulkan 13 sampel untuk dianalisis DNA-nya.
Riset ini bertujuan untuk memahami hubungan kekerabatan genetik antarjenis Rafflesia dan memastikan konservasinya di habitat asli. Penemuan bunga ini juga menunjukkan pentingnya pendekatan konservasi berbasis masyarakat, terutama karena banyak populasi Rafflesia ditemukan tumbuh di luar kawasan konservasi.
Kesimpulan
Gempa dangkal di Bener Meriah pada tengah malam lalu menggegerkan warga setempat. Meski tidak menimbulkan kerusakan besar, kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya kesiapan menghadapi bencana alam. BMKG terus memantau kondisi gempa dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat.
Selain itu, peningkatan aktivitas Gunung Bur Ni Telong juga menjadi perhatian. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti anjuran dari instansi terkait.
Di sisi lain, penemuan bunga langka Rafflesia hasseltii di Sumatera Utara menunjukkan kekayaan hayati Indonesia. Ini menjadi momentum untuk meningkatkan upaya konservasi dan perlindungan flora langka di Indonesia.
Jika Anda tinggal di daerah rawan gempa, pastikan untuk selalu siap dan memperhatikan informasi resmi dari BMKG. Bersama-sama, kita dapat menjaga keselamatan dan keamanan di tengah ancaman bencana alam.
