Guardiola Minta Maaf atas Perilaku Terhadap Kameramen: ‘Saya Malu, Saya Salah’

Pep Guardiola, pelatih Manchester City, baru-baru ini mengakui bahwa tindakannya yang tidak terkendali saat mengamuk usai laga melawan Newcastle United adalah kesalahan besar. Ia meminta maaf secara langsung kepada kameramen yang menjadi korban kemarahan pria asal Spanyol tersebut. Dalam pernyataannya, Guardiola menyebutkan bahwa ia merasa malu dan hina atas tindakan yang dilakukannya. Artikel ini akan membahas detail kejadian tersebut, alasan di balik kemarahan Guardiola, serta respons dari pihak terkait.

Kejadian yang Menggegerkan

Pertandingan antara Manchester City melawan Newcastle United berlangsung pada Sabtu, 22 Oktober 2025, di St James Park. Tim asuhan Guardiola kalah 1-2 dalam laga tersebut. Dua gol kemenangan Newcastle dicetak oleh Harvey Barnes, sementara Man City hanya mampu membalas lewat Ruben Dias.

Kekalahan ini membuat Man City melorot ke posisi ketiga dengan 22 poin, tertinggal tujuh poin dari Barcelona di puncak klasemen. Guardiola, yang biasanya tenang dan profesional, tampak sangat kecewa. Ia sempat beradu argumen dengan kapten Newcastle, Bruno Guimares, dan bahkan memarahi wasit. Namun, yang lebih menghebohkan adalah tindakan Guardiola yang menyerang kameramen televisi yang sedang menyorotnya.

Alasan di Balik Kemarahan Guardiola

Guardiola mengakui bahwa ia tidak bisa menahan emosinya karena kecewa dengan hasil pertandingan. Menurutnya, gol kedua Newcastle terjadi setelah ada pelanggaran yang tidak diberikan hadiah oleh wasit. Ia merasa bahwa timnya diperlakukan tidak adil, sehingga membuatnya kehilangan kendali.

“Saya minta maaf,” kata Guardiola dikutip dari BBC. “Saya merasa malu, hina ketika melihatnya. Saya tidak menyukainya. Saya meminta maaf setelah satu detik kepada juru kamera. Saya adalah saya.”

Ia juga menjelaskan bahwa alasan utama ia melakukan hal itu adalah untuk membela tim dan klub yang dilatihnya. Meski begitu, ia menyadari bahwa tindakannya tidak pantas dilakukan.

Respons dari Pihak Terkait

Setelah kejadian tersebut, banyak pihak mulai memberikan tanggapan. Beberapa penggemar sepak bola mengecam tindakan Guardiola, sementara yang lain memahami bahwa ia sedang dalam tekanan besar sebagai pelatih. Namun, yang paling penting adalah permintaan maaf yang ia sampaikan secara langsung.

Guardiola juga menyampaikan bahwa ia bukanlah orang yang sempurna. Dalam 1.000 pertandingan yang telah ia jalani, ia mengakui bahwa ia pernah membuat kesalahan besar. Ia berharap para penggemar dan media dapat memahami bahwa ia hanya ingin membela klub yang ia cintai.

Penutup

Peristiwa yang melibatkan Pep Guardiola dan kameramen adalah sebuah contoh bagaimana tekanan dalam dunia olahraga dapat memengaruhi perilaku seorang pelatih. Meski tindakan Guardiola dianggap tidak pantas, ia telah mengakui kesalahan tersebut dan meminta maaf secara langsung. Hal ini menunjukkan bahwa ia memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya sebagai figur publik.

Bagi para penggemar sepak bola, artikel ini memberikan wawasan tentang bagaimana seorang pelatih dapat menghadapi tekanan dan bagaimana mereka harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang kejadian ini atau penjelasan lebih rinci, silakan baca artikel lengkapnya di situs resmi detikSport atau BBC.

Related posts