Kediri, tjahayatimoer.net – Dalam beberapa tahun terakhir, dunia hiburan digital mengalami transformasi menarik dengan kehadiran fenomena Virtual YouTuber atau VTuber. Menggabungkan elemen visual dari anime dengan format live streaming interaktif, VTuber kini menjelma menjadi simbol budaya pop digital yang menyedot perhatian jutaan penonton global, termasuk di Indonesia.
Fakta Utama
VTuber atau Virtual YouTuber adalah kreator konten yang melakukan siaran langsung atau mengunggah video menggunakan avatar digital bergaya anime. Mereka tidak menampilkan wajah asli, melainkan mengandalkan teknologi seperti motion tracking dan Live2D rigging untuk menghidupkan karakter virtual mereka.
Menurut Paramita Winny Hapsari, dosen Sastra Jepang, kehadiran VTuber menjawab kebutuhan sosial masyarakat modern yang haus akan interaksi. “Menonton anime saja tidak cukup. Ketika bisa berinteraksi langsung dengan karakter yang mereka sukai, para penggemar merasa lebih terhubung,” ungkapnya.
Konfirmasi & Narasi Tambahan
Dhanar Intan Surya Saputra, dosen Universitas Amikom, menyebut bahwa VTuber adalah wujud nyata dari budaya digital modern yang didorong oleh kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar hiburan daring. Namun di balik geliat positif tersebut, muncul kekhawatiran akan dampak terhadap budaya lokal.
“Sayangnya, anak-anak zaman sekarang banyak yang tidak tahu bentuk gamelan, tapi di luar negeri justru gamelan digunakan untuk pementasan budaya,” kritik Dhanar.
Analisis Konteks
VTuber kini bukan sekadar hiburan alternatif, tetapi telah menjadi bagian dari budaya populer global. Fenomena ini mulai mencuat di Jepang sekitar tahun 2016 dan berkembang pesat saat pandemi Covid-19 melanda. Ketika dunia nyata dibatasi oleh protokol kesehatan, dunia virtual justru berkembang menjadi ruang baru untuk hiburan dan interaksi.
Jeremy, salah satu penggemar VTuber asal Kediri, mengaku bahwa kehadiran karakter virtual menawarkan sesuatu yang berbeda dibandingkan streamer konvensional. “Menurut saya, VTuber membuat perbedaan di dunia stream. Gak melulu orang di dunia nyata. Kita bisa melihat sesuatu yang berbeda dan lebih kreatif,” ujarnya.
Data Pendukung
Di Indonesia, agensi seperti Hololive ID memiliki 9 talenta dengan total jumlah subscribers di YouTube mencapai angka 10 juta dengan total jumlah views lebih dari 680 juta. Selain itu, ada juga vtuber independen seperti Akemi Nekomachi dan Mythia Batford yang masing-masing memiliki ratusan ribu hingga jutaan subscribers di kanal YouTube mereka.
Menurut data dari Vtstats pada April 2024, Hololive memiliki 99 talenta vtuber dengan jumlah total subscribers di YouTube mencapai lebih dari 94 juta. Total views yang mereka dapatkan menyentuh angka lebih dari 14 miliar, serta pendapatan lebih dari 40 juta USD dari superchat dalam mata uang USD saja.
