Lead
Anak sering berbohong, dan ini menjadi tantangan bagi orang tua. Penelitian menunjukkan bahwa anak mulai belajar berbohong sejak usia 3 tahun. Bagaimana cara orang tua menyikapinya?
Fakta Utama
Menurut penelitian, anak-anak mulai berbohong sejak usia 2,5 tahun. Pada usia 4 tahun, lebih dari 80% anak pernah berbohong. Perilaku ini tidak selalu mencerminkan karakter buruk, melainkan bagian dari perkembangan kognitif mereka. Semakin dewasa, kemampuan anak untuk berbohong semakin berkembang, termasuk dalam hal ekspresi wajah dan nada suara.
Konfirmasi & Narasi Tambahan
Dr. Samanta Elsener, psikolog anak, menjelaskan bahwa anak berbohong karena beberapa alasan. “Anak berbohong untuk menghindari hukuman atau karena ingin mendapatkan perhatian,” ujarnya. Ia juga menekankan bahwa kebohongan bisa muncul dari kebingungan antara kenyataan dan imajinasi.
Menurut Dr. Elsener, orang tua perlu memahami alasan anak berbohong. “Jika anak berbohong karena takut dihukum, orang tua harus memberikan ruang aman agar anak merasa nyaman untuk jujur,” katanya.
Sementara itu, dr. Arief Wibowo, pakar psikologi anak, menambahkan bahwa kebohongan anak sering kali disebabkan oleh keinginan untuk menyenangkan orang tua. “Anak bisa berbohong agar orang tua tidak kecewa,” ujarnya.
Analisis Konteks
Anak berbohong bukanlah tindakan yang selalu negatif. Dalam beberapa kasus, anak berbohong demi menjaga perasaan orang lain. Misalnya, saat mereka menerima hadiah yang tidak diinginkan, anak mungkin berbohong untuk menyatakan bahwa mereka menyukainya.
Namun, jika kebohongan terus-menerus dilakukan, orang tua perlu waspada. Dr. Arief menyarankan orang tua untuk tidak langsung marah, tetapi mencari tahu penyebabnya. “Kita harus memahami bahwa anak belum sepenuhnya paham konsekuensi dari kebohongan,” katanya.
Data Pendukung
Menurut laporan Raising Children Australia, anak-anak usia 4-6 tahun sudah mulai bisa berbohong dengan ekspresi wajah dan nada suara yang sesuai. Selain itu, penelitian Parenting Science menunjukkan bahwa anak berbohong karena berbagai alasan seperti menghindari hukuman, ingin perhatian, atau bingung antara kenyataan dan imajinasi.
Cara Menyikapi Anak yang Berbohong
1. Jadilah Panutan
Anak sering meniru perilaku orang tua. Jika orang tua sering berbohong, anak akan menganggap itu sebagai hal biasa.
-
Pahami Alasan Anak Berbohong
Coba tanyakan kepada anak apa yang membuatnya berbohong. Ini membantu orang tua memahami situasi yang dihadapi anak. -
Jelaskan Perbedaan Kebenaran dan Kebohongan
Bantu anak memahami bahwa berbohong adalah sikap yang buruk, meskipun untuk menghindari hukuman. -
Berikan Peringatan Tanpa Marah
Gunakan intonasi suara yang tenang saat menegaskan bahwa berbohong tidak boleh dilakukan. -
Diskusikan Dampak Buruk Berbohong
Jelaskan bahwa orang yang berbohong sulit mendapat kepercayaan dari orang lain. -
Hindari Melabeli Anak sebagai Pembohong
Label ini bisa membuat anak merasa tidak percaya diri dan terus berbohong. -
Hargai Kejujuran Anak
Beri pujian dan pelukan hangat saat anak berani jujur. Ini memperkuat sikap jujur dalam diri anak.
