Viral Pria Mengaku BNN Todong Pistol ke Ibu Hamil di Batam, Ternyata Oknum Aparat

Batam, 12 Desember 2025 — Sebuah video yang menampilkan seorang pria mengaku sebagai anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) dan menodongkan pistol ke arah seorang ibu hamil viral di media sosial. Peristiwa ini terjadi di kawasan Ruko Bunga Raya, Botania 1, Batam, pada Sabtu malam (16/10). Namun, setelah penelusuran lebih lanjut, diketahui bahwa pria tersebut bukanlah anggota BNN resmi, melainkan oknum aparat.

Fakta Utama

Pada malam peristiwa, delapan orang berpakaian preman mendobrak pintu rumah pemilik ruko bernama BJ. Mereka mengaku sebagai anggota BNN dan langsung menodongkan senjata api ke arah korban. BJ, yang saat itu sedang dalam kondisi kritis karena istrinya sedang hamil, tidak sempat bereaksi.

“Mereka datang tanpa identitas, langsung dobrak pintu dan todong pistol. Saya tidak sempat bereaksi,” ujar BJ kepada awak media dalam konferensi pers minggu lalu.

Dalam penggeledahan singkat, para pelaku mengklaim menemukan sebungkus plastik kecil berisi serbuk putih yang disebut sebagai narkotika. Namun, BJ menegaskan tidak mengetahui asal barang tersebut dan menduga barang itu sengaja “ditanam” untuk menjebak dirinya.

Konfirmasi & Narasi Tambahan

BJ mengungkapkan bahwa beberapa hari setelah kejadian, salah satu dari pelaku meminta uang “damai” sebesar Rp1 miliar dengan ancaman akan menembak kaki korban jika tidak menuruti permintaan. Dalam kondisi panik dan ketakutan, BJ akhirnya meminjam dana dari abang iparnya.

“Saya tidak punya pilihan. Akhirnya istri saya meminjam Rp300 juta ke abang iparnya,” kata BJ.

Kejadian makin janggal ketika dua hari pascakejadian, dua dari pelaku justru datang lagi ke rumah BJ. Salah seorang oknum kali ini mengaku ingin menawarkan jasa keamanan dan bahkan mengirim pesan WhatsApp yang terkesan melecehkan hukum.

“Kalau koko mau pakai (narkoba), kami bisa jaga. Nominal 30 juta, saya siap pasang badan,” tulisnya.

Setelah penelusuran lebih lanjut, diketahui tujuh orang pelaku merupakan anggota Polisi Militer (POM), sementara satu lainnya adalah oknum polisi aktif dari Polda Kepri. Kejadian ini menyebabkan trauma berat bagi istri BJ, yang menyaksikan langsung bagaimana suaminya ditodong senjata di dalam rumah.

“Setiap malam dia menangis. Dia bilang, yang datang malam itu bukan penegak hukum, tapi perampok bersenjata,” tutur BJ.

BJ kini tengah menyiapkan laporan hukum resmi, dengan didampingi penasihat hukumnya. Ia juga meminta dukungan media untuk terus mengawal kasus ini hingga tuntas.

“Saya ingin para oknum ini diproses secara pidana dan diberhentikan dari institusinya. Jangan ada lagi warga yang jadi korban atas nama penegakan hukum,” ujarnya menegaskan.

Analisis Konteks

Kasus ini menunjukkan potensi penyalahgunaan kekuasaan oleh oknum aparat yang mengatasnamakan lembaga resmi. Tindakan tersebut tidak hanya melanggar prosedur hukum, tetapi juga membahayakan keselamatan warga. Hal ini memicu pertanyaan tentang pengawasan internal dan transparansi operasional lembaga keamanan di wilayah Batam.

Wakapolsek Batuaji, Iptu Ridho, membenarkan adanya laporan tersebut. Ia menyampaikan bahwa pihak kepolisian tengah menelusuri dan mendalami kasus ini untuk memastikan seluruh pelaku dapat diproses sesuai hukum. Polsek Batuaji menegaskan komitmennya untuk mengusut tuntas kasus yang menelan korban jiwa ini.

Selain itu, kasus ini juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya kehati-hatian dalam menghadapi situasi yang mencurigakan. Terlebih, ketika seseorang mengaku sebagai aparat, mereka harus diminta untuk menunjukkan surat tugas atau dokumen resmi sebelum memenuhi permintaan mereka.

Related posts