Banjir bandang yang melanda Kabupaten Karangasem, Bali, pada Senin (17/10/2022) lalu, masih meninggalkan duka bagi warga setempat. Meski cuaca mulai membaik, banyak korban masih mengungsi karena takut kejadian serupa terulang. Namun, kini para korban mulai menerima bantuan logistik dan pakaian dari berbagai pihak, termasuk lembaga bantuan bencana dan relawan.
Kronologi Lengkap
Kejadian banjir bandang terjadi pada pagi hari, ketika hujan deras mengguyur wilayah Karangasem. Air dari sungai langsung meluap, menghancurkan sejumlah rumah dan menyebabkan tiga orang meninggal dunia serta tujuh lainnya luka-luka. Salah satu korban, Ida Bagus Kunta (39), mengaku sempat tidak menyadari bahaya yang mengancam keluarganya. Saat itu, air masuk ke dalam rumahnya dengan cepat setelah tembok penyengker roboh.
“Awalnya saya kira cuma banjir biasa, tapi dalam hitungan detik air langsung masuk ke halaman rumah. Saya langsung menggendong anak saya,” kata Kunta. Setelah air surut, ia menemukan kendaraannya rusak parah dan tidak bisa diperbaiki lagi.
Berdasarkan data sementara dari BPBD Karangasem, sebanyak 70 rumah mengalami kerusakan akibat banjir dan tanah longsor. Sebagian besar warga terdampak masih mengungsi, baik di rumah kerabat maupun balai banjar. Dalam beberapa hari terakhir, bantuan logistik seperti sembako, matras, dan kompor telah disalurkan kepada mereka.
Mengapa Menjadi Viral?
Isu banjir bandang di Karangasem viral di media sosial karena dampaknya yang signifikan dan cerita-cerita pilu dari para korban. Video kejadian banjir yang tersebar di media sosial menunjukkan air yang menggenangi jalan raya dan rumah-rumah warga. Selain itu, pengungsi yang masih tinggal di tempat aman menjadi perhatian publik, terutama karena kondisi mereka masih rentan terhadap ancaman banjir berulang.
Selain itu, respons cepat dari pemerintah daerah dan lembaga bantuan membuat isu ini mendapat perhatian luas. Bantuan logistik dan pakaian yang mulai disalurkan juga menjadi bagian dari narasi positif yang menarik minat masyarakat untuk membantu.
Respons & Dampak
BPBD Karangasem dan instansi terkait lainnya telah memberikan respons cepat terhadap kejadian banjir bandang. Bantuan logistik seperti air bersih, makanan siap saji, dan pakaian mulai didistribusikan kepada para pengungsi. Tidak hanya itu, posko kesehatan juga dibuka untuk menangani luka-luka akibat banjir.
Namun, dampak psikologis bagi para korban tetap menjadi perhatian. Banyak warga masih trauma dan enggan tinggal di rumah mereka sendiri. Bahkan, sebagian dari mereka memilih tetap mengungsi saat malam hari karena khawatir banjir kembali terjadi.
Fakta Tambahan / Klarifikasi
Saat ini, jumlah pengungsi di Karangasem mencapai 35 jiwa, menurut data terbaru dari BPBD. Selain itu, pihak BPBD juga melakukan pemantauan intensif terhadap debit air di sejumlah titik rawan. Stok bantuan logistik dinilai masih cukup untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak.
Menurut Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Karangasem, I Putu Eka Putra Tirtana, seluruh masyarakat terdampak sudah mendapatkan bantuan awal. “Kami tetap melakukan pemantauan agar jika ada warga yang masih membutuhkan bantuan, akan langsung kami salurkan,” ujarnya.
Penutup — Kesimpulan & Perkembangan Selanjutnya
Banjir bandang di Karangasem telah memicu respons cepat dari pemerintah dan masyarakat. Bantuan logistik dan pakaian kini mulai diterima oleh para korban. Namun, kekhawatiran terhadap banjir berulang masih menjadi perhatian utama. Masyarakat tetap diimbau untuk waspada dan melapor ke posko darurat jika melihat tanda-tanda banjir. Apa yang ditunggu publik berikutnya adalah normalisasi sungai dan penguatan infrastruktur untuk mencegah bencana serupa terulang.
