55 Pelanggaran TKA 2025: Mulai dari Jual Beli Soal hingga Live Streaming
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengungkapkan sejumlah pelanggaran yang terjadi selama pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025. Dari jual beli soal hingga live streaming, kecurangan ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan kekhawatiran akan integritas ujian nasional.
Pelanggaran terbanyak terjadi melalui grup WhatsApp dengan 28 kasus, diikuti oleh TikTok (11), live streaming saat pengerjaan TKA (8), dan penggunaan gawai selama ujian (4). Semua pelanggaran dilakukan oleh peserta didik, yang menunjukkan adanya upaya pembocoran soal yang semakin canggih.
Kronologi Lengkap
Pelaksanaan TKA 2025 berlangsung pada 3-6 November 2025 untuk jenjang SMA, SMK, Madrasah Aliyah, dan Madrasah Aliyah Kejuruan. Sementara itu, jenjang paket C, Pendidikan Kesetaraan Pondok Pesantren Salafiyah jenjang Ulya dilaksanakan pada gelombang 3 pada 8-9 November 2025.
Selama pelaksanaan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mendirikan posko pusat sebagai sentra koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Monitoring langsung dilakukan di daerah untuk memastikan TKA berjalan lancar. Namun, beberapa pelanggaran tetap terjadi, termasuk penyebaran soal melalui media sosial dan penggunaan perangkat elektronik.
Mengapa Menjadi Viral?
Pelanggaran TKA 2025 viral karena adanya upaya pembocoran soal yang dilakukan secara masif. Banyak siswa menggunakan media sosial seperti WhatsApp dan TikTok untuk menjual atau berbagi soal TKA, sehingga menciptakan ketidakadilan dalam ujian. Selain itu, live streaming saat mengerjakan soal juga menjadi tren baru yang meresahkan.
Penyebaran informasi ini tidak hanya mengganggu proses ujian, tetapi juga menimbulkan kecurigaan tentang kesiapan dan pengawasan pelaksanaan TKA. Masyarakat mulai mempertanyakan apakah sistem pengawasan sudah cukup efektif atau masih ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku.
Respons & Dampak
Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyatakan bahwa semua pelanggaran akan ditindak tegas. Ia menekankan pentingnya menjaga integritas dan keadilan dalam pelaksanaan TKA. Sanksi bagi pelanggar mencakup peringatan lisan, pembatalan ujian, hingga dikeluarkan dari ruangan dan diberi nilai nol.
Dampak dari pelanggaran ini tidak hanya terasa oleh peserta, tetapi juga berpotensi merusak reputasi institusi pendidikan. Selain itu, pelanggaran ini bisa memicu reaksi dari orang tua dan masyarakat luas, yang khawatir akan kualitas pendidikan nasional.
Fakta Tambahan / Klarifikasi
Menurut data resmi, total pelanggaran TKA 2025 mencapai 55 kasus, dengan 28 di antaranya terkait penyebaran soal melalui grup WhatsApp. Meskipun pihak berwenang telah melakukan upaya pencegahan, pelanggaran tetap terjadi karena kurangnya kesadaran peserta ujian akan aturan.
Pemerintah juga sedang mengevaluasi metode pengajaran matematika yang dinilai tidak mendorong minat belajar siswa. Dengan adanya Gerakan Numerasi Nasional, pemerintah berharap bisa meningkatkan literasi numerasi siswa dan memperbaiki kualitas pendidikan matematika.
Kesimpulan & Perkembangan Selanjutnya
Pelanggaran TKA 2025 menjadi peringatan penting bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan. Diperlukan kerja sama antara sekolah, guru, dan peserta ujian untuk menjaga kejujuran dan kualitas ujian. Publik juga diharapkan lebih waspada terhadap tindakan yang bisa merusak proses evaluasi akademik.
