Ibu rumah tangga dan ibu pekerja sama-sama menghadapi tantangan dalam menjalani peran mereka. Namun, tekanan yang dirasakan keduanya berbeda. Dalam beberapa studi, terdapat indikasi bahwa ibu pekerja lebih rentan mengalami stres akibat beban ganda antara tugas profesional dan keluarga. Bagaimana sebenarnya kondisi ini?
Subjudul 1 — Kronologi Lengkap
Peran seorang ibu dalam keluarga tidak bisa diremehkan. Tidak hanya menjaga keharmonisan rumah tangga, tetapi juga memastikan kesejahteraan anak. Saat ini, banyak perempuan yang bukan hanya menjadi ibu, tapi juga menjalani karier profesional. Menyeimbangkan dua peran ini bukan hal mudah, apalagi jika pasangan enggan diajak berbagi tugas rumah tangga.
Dikutip dari The Harris Poll (2022), sebanyak 42 persen ibu yang bekerja didiagnosis mengalami kecemasan dan depresi. Data dari Calm menunjukkan bahwa banyak perempuan yang abai terhadap kesehatan mereka sendiri setelah menikah dan punya anak. Masalahnya, stres yang dirasakan para ibu pekerja ini sering dianggap hal yang “wajar” atau “risiko biasa”.
Subjudul 2 — Mengapa Menjadi Viral?
Topik ini viral karena semakin banyak perempuan yang merasa kesulitan menjalani peran ganda. Banyak dari mereka mengeluhkan beban kerja yang berlebihan, kurangnya dukungan dari pasangan, serta ekspektasi masyarakat yang tinggi. Mereka harus bekerja keras untuk memenuhi harapan baik di kantor maupun di rumah, sementara lingkungan sering kali tidak memahami tekanan yang mereka alami.
Banyak media sosial juga mulai membahas isu ini, dengan banyak ibu pekerja berbagi pengalaman mereka. Hal ini memicu diskusi luas tentang bagaimana masyarakat dapat mendukung ibu-ibu dalam menjalani peran mereka tanpa mengorbankan kesehatan mental.
Subjudul 3 — Respons & Dampak
Respons dari masyarakat terhadap isu ini bervariasi. Beberapa tokoh publik dan aktivis perempuan memberikan dukungan kepada ibu pekerja, sementara yang lain masih mempertanyakan kemampuan perempuan dalam menjalani dua peran. Dampak sosial dari isu ini adalah meningkatnya kesadaran akan pentingnya dukungan dari pasangan dan lingkungan.
Selain itu, stres yang berkepanjangan dapat memengaruhi relasi ibu dengan anak, bahkan menghambat perkembangan si kecil. Di sisi lain, tubuh ibu yang terus-terusan tertekan bisa rentan terhadap penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hingga stroke.
Subjudul 4 — Fakta Tambahan / Klarifikasi
Dalam sebuah studi oleh Galungan, penelitian ini menemukan bahwa ibu pekerja cenderung mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dibanding ibu rumah tangga saat mempersiapkan acara tradisional. Studi ini menggunakan skala stres yang mencakup aspek fisik, emosional, dan konsentrasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan dalam tingkat stres antara kedua kelompok. Ibu pekerja memiliki tingkat stres yang lebih tinggi, terutama karena beban kerja yang lebih berat dan kurangnya waktu untuk istirahat.
Subjudul 5 — Kesimpulan & Perkembangan Selanjutnya
Secara umum, ibu pekerja lebih rentan mengalami stres dibanding ibu rumah tangga. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kondisi dan situasi yang berbeda. Diperlukan dukungan dari lingkungan dan sistem yang lebih inklusif agar ibu-ibu dapat menjalani peran mereka dengan lebih seimbang dan sehat.


