Tesso Nilo, sebuah taman nasional di Riau, kembali menjadi sorotan publik akibat konflik antara warga dan satwa liar. Wilayah ini dikenal sebagai rumah bagi gajah sumatera, harimau, serta berbagai satwa langka lainnya. Namun, keberadaan warga sekitar dan aktivitas manusia seperti perkebunan sawit ilegal telah memicu dilema negara dalam menjaga keseimbangan antara perlindungan satwa dan kepentingan masyarakat.
Konflik terjadi setelah pemerintah melakukan penertiban terhadap kebun sawit ilegal di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Langkah ini dilakukan untuk melindungi hutan yang semakin menyempit akibat alih fungsi lahan. Namun, penertiban tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga yang khawatir akan nasib tempat tinggal mereka. Ada rencana relokasi yang disebut-sebut bisa mengganggu kehidupan mereka sehari-hari.
Kronologi Lengkap
Masalah mulai mencuat setelah pemerintah melakukan penertiban terhadap kebun sawit ilegal di kawasan TNTN. Langkah ini dianggap penting untuk menyelamatkan hutan yang semakin menyempit dengan adanya ladang sawit dan rumah warga. Namun, di sisi lain, penertiban tersebut membuat sebagian warga khawatir akan nasib tempat tinggal mereka. Ada rencana relokasi yang disebut-sebut bisa berdampak pada kehidupan mereka sehari-hari.
TNTN dikenal sebagai habitat bagi satwa langka seperti Gajah Sumatera, Harimau Sumatera, dan berbagai jenis Primata. Berdasarkan data dari Mongabay, kawasan ini memiliki 1.107 jenis burung, 50 jenis ikan, 23 jenis mamalia, 18 jenis amfibi, 15 jenis reptil, dan tiga jenis primata. Kawasan tersebut juga menjadi tempat tumbuhnya sekitar 360 jenis flora. Namun, tutupan hutan alam di kawasan TNTN hanya menyisakan 12.561 hektare atau sekitar 15,36 persen hutan alam dari total luas areanya.
Gajah yang kehilangan hutan kadang masuk ke kebun dan merusak tanaman warga. Pemerintah mengaku tidak ingin memindahkan warga secara paksa. Namun rencana relokasi tetap menjadi pembahasan serius di lapangan. Masalah lain yang bikin heboh adalah temuan sertifikat hak milik (SHM) ilegal di kawasan taman nasional. Beberapa di antaranya bahkan sudah dicabut karena terbukti tidak sesuai aturan.
Mengapa Menjadi Viral?
Konflik di Tesso Nilo viral karena menjadi isu yang menarik minat publik tentang keseimbangan antara perlindungan lingkungan dan kebutuhan warga. Banyak netizen mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggap tidak memperhatikan kepentingan warga lokal. Video-video yang menunjukkan gajah masuk ke permukiman dan merusak tanaman juga viral di media sosial.
Selain itu, isu sertifikat SHM ilegal di kawasan taman nasional memicu pro dan kontra. Warga yang merasa memiliki lahan sejak lama mengaku bingung dengan status legalitas yang berubah-ubah. Mereka berharap ada kejelasan sebelum ada tindakan lanjutan dari pemerintah.
Respons & Dampak
Pemerintah mengatakan bahwa penertiban kebun sawit ilegal diperlukan untuk menjaga ekosistem Tesso Nilo. Para pemerhati lingkungan menilai penertiban memang perlu dilakukan untuk menyelamatkan ekosistem. Namun, warga merasa diperlakukan tidak adil karena rencana relokasi yang belum jelas.
Dampak sosial dari konflik ini cukup signifikan. Warga resah dan takut bertemu satwa liar. Beberapa daerah bahkan mengalami kerugian ekonomi akibat rusaknya tanaman pertanian. Di sisi lain, para ilmuwan dan aktivis lingkungan khawatir akan kepunahan satwa langka jika habitat terus terancam.
Fakta Tambahan / Klarifikasi
Menurut Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Heru Sutmantoro, wisata alam di TNTN tetap aman bagi pengunjung meskipun saat ini terjadi konflik. Dia menegaskan bahwa jalur wisata berada di zona pemanfaatan yang tidak terdampak penertiban atau patroli. Gajah-gajah sumatra di TNTN juga tetap stabil dan tidak terganggu konflik.
Heru juga menyampaikan bahwa pemantauan menggunakan GPS collar membantu memastikan pergerakan gajah tetap aman dan meminimalkan risiko konflik dengan manusia. Upaya pemulihan dilakukan Balai TNTN melalui penertiban aktivitas ilegal, rehabilitasi lahan kritis, penanaman kembali, dan kolaborasi dengan pihak swasta yang mengelola hutan produksi di sekitar taman nasional.
Penutup
Konflik di Tesso Nilo menjadi tantangan besar bagi pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara perlindungan satwa dan kepentingan warga. Publik menantikan solusi yang adil dan berkelanjutan. Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa upaya penertiban dan pemulihan ekosistem sedang dilakukan, namun diperlukan partisipasi aktif dari semua pihak untuk mencapai kesepakatan yang baik.


