Kolaborasi Unik antara BuMus dan Jabarano Coffee
Kolaborasi di dunia kuliner kembali menciptakan inovasi yang menarik perhatian masyarakat. Kali ini, rumah makan Padang legendaris BuMus berkolaborasi dengan Jabarano Coffee untuk menghadirkan menu baru yang menggabungkan cita rasa Minang dengan pendekatan kreatif khas anak muda Jawa Barat.
Dalam kolaborasi ini, BuMus dan Jabarano menghadirkan tiga menu utama, yaitu Nasi Rendang Telur Barendo, Nasi Goreng Rendang Telur Barendo, serta Mie Goreng Rendang Telur Barendo. Ketiga menu ini dirancang sebagai comfort food harian yang dekat dengan lidah masyarakat, namun tetap memiliki kekuatan rasa tradisional.
Porsi yang disajikan cukup banyak dengan tampilan yang begitu menggugah selera. Pada menu nasi rendang telur barendo tersaji juga terong goreng yang khas menambah cita rasa. Sementara itu pada menu nasi goreng telur barendo, menghadirkan cita rasa nasi goreng khas Jawa Barat yang manis namun di dalamnya terdapat potongan daging rendang yang legit.
Bagi pecinta mie, kehadiran mie rendang telur barendo ini juga menghadirkan rasa baru di lidah pecinta kuliner. Semua menu ini pun dilengkapi dengan sambal hijau khas nasi padang yang akan menambah kelezatan di setiap makanannya.
Visi Bersama yang Menghasilkan Inovasi
CEO Jabarano, Arnold, mengatakan kolaborasi ini berangkat dari keyakinan bahwa berjuang sendiri di industri kuliner tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman. Menurutnya, kolaborasi yang tepat justru membuka ruang pertumbuhan yang lebih besar.
“Pas diajak kolaborasi, kita cukup wow. Hari gini kalau berjuang sendiri saja nggak akan ke mana-mana. Tapi kalau dapat kolaborasi yang tepat, kita bisa berkembang,” ujar Arnold di Jabarano Coffee Dago, Sabtu (6/12/2025).
Ia menambahkan, percakapan awal antara Jabarano dan BuMus berjalan natural karena keduanya memiliki visi yang sama. Tidak sekadar membuat menu baru, kolaborasi ini disebut melampaui ekspektasi awal.
Arnold mengakui, meski Jabarano merupakan brand khas Jawa Barat, pilihan berkolaborasi dengan BuMus yang berakar dari masakan Minang justru menjadi kekuatan tersendiri.
“Kita amaze juga, karena kita produk Jabar, sementara BuMus ini masakan Padang. Walaupun masakan Minang, BuMus tetap menghargai dan mengakomodasi cita rasa serta narasi makanan Jabar,” ujarnya.
Menurut Arnold, konsistensi rasa tetap dijaga, meski di awal kolaborasi ada keseragaman konsep menu. Jabarano sendiri sebelumnya dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk figur publik dan artis.
Tantangan dan Kesempatan bagi BuMus
Sementara itu, pemilik BuMus generasi kedua, Teh Ilien, menyebut kolaborasi dengan Jabarano menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi BuMus untuk keluar dari zona nyaman.
“Awalnya kami ini mikirnya kopi, jadi sempat bertanya-tanya, apa ya yang harus dikolaborasikan. Tapi justru idenya luar biasa. Ada beberapa menu yang disesuaikan dengan market Jabarano,” kata Teh Ilien.
Ia mengakui kolaborasi ini membuat BuMus berani “mendobrak” pakem tradisi, tanpa kehilangan jati diri sebagai rumah makan Padang.
“Kami cukup lama di F&B dengan kekolotan sendiri. Kreativitas Jabarano itu keren banget. BuMus jadi keluar dari cangkang, ikut alur tren, tapi tetap nggak kehilangan identitas,” ujar Teh Ilien.
Lebih lanjut, Teh Ilien menjelaskan keunggulan rendang BuMus yang menjadi elemen utama dalam kolaborasi ini. Menurutnya, secara rasa tidak jauh berbeda dengan rendang BuMus di restoran, hanya diperkuat dari sisi proses agar lebih tahan lama.
“Sebetulnya enggak ada bedanya. Rendang itu alami tahan lama karena prosesnya overcook, dari santan putih sampai jadi minyak alami. Kalau penyimpanannya benar, bisa sampai tiga bulan,” jelasnya.
Ia menambahkan, rendang BuMus menggunakan bahan-bahan premium dan tidak menggunakan MSG. Filosofi tersebut diwariskan langsung dari sang ibu.
“Satu nilai yang selalu ibu saya tanamkan, kita jualan makanan, bukan jualan penyakit. Jadi kami pastikan bahan tidak berlebihan, tidak pakai MSG. Manis dan legitnya itu keluar dari bahan yang memang bagus, bawang yang manis, santan yang kental,” tuturnya.
Strategi untuk Merangkul Pasar Muda
Menurut Teh Ilien, kolaborasi dengan Jabarano menjadi strategi untuk merangkul pasar muda. Makanannya tetap tradisional, namun narasi dan penyajiannya dibuat lebih relevan dengan generasi sekarang.


