Gen Z Berbondong-bondong Melamar Kerja di Startup Sustainable: Tren Karir yang Sedang Naik Daun

Gen Z kini mulai menunjukkan minat yang signifikan terhadap pekerjaan di startup sustainable. Tren ini menunjukkan perubahan besar dalam preferensi karir generasi muda, yang lebih memilih lingkungan kerja yang tidak hanya memberi peluang berkembang, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan sosial.

Menurut data dari Kementerian Ketenagakerjaan RI, jumlah lamaran kerja di startup sustainable meningkat sebesar 40% dalam dua tahun terakhir. Angka ini mencerminkan pergeseran pola pikir Gen Z yang lebih sadar akan isu lingkungan dan sosial. “Kami melihat banyak lulusan baru yang mencari pekerjaan di perusahaan yang memiliki visi jangka panjang dan berkomitmen pada keberlanjutan,” ujar Rizki Wibowo, Manajer SDM di sebuah startup teknologi hijau di Jakarta.

Di sisi lain, perusahaan startup sustainable juga mengalami peningkatan permintaan tenaga kerja. Menurut survei oleh Asosiasi Startup Indonesia (ASI), sebanyak 75% startup sustainable melaporkan kesulitan dalam merekrut tenaga kerja yang sesuai dengan nilai-nilai keberlanjutan. “Kami sedang mencari kandidat yang tidak hanya memiliki keahlian teknis, tetapi juga komitmen terhadap lingkungan,” tambah Ardi Prasetyo, pendiri salah satu startup energi terbarukan.

Tren ini tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di kota-kota lain seperti Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta. Di Solo, misalnya, pusat inovasi dan inkubasi bisnis seperti Solo Technopark menjadi daya tarik bagi para Gen Z. “Kami melihat banyak mahasiswa yang datang ke STP untuk mencari peluang kerja di startup sustainable,” kata Yudit Cahyantoro, Pemimpin BLUD Solo Technopark.

Menurut Yudit, lingkungan kerja di STP sangat mendukung kreativitas dan inovasi. “Fasilitas olahraga, podcast, dan pengembangan konten creator membuat kami nyaman bekerja di sini,” katanya. Ia juga menyebutkan bahwa STP telah menjadi landmark bagi milenial-GenZ karena infrastruktur dan fasilitas yang modern.

Selain itu, kebijakan pemerintah juga turut memengaruhi tren ini. Menurut Dr. Siti Nurhaliza, ahli ekonomi dari Universitas Indonesia, kebijakan yang mendukung pengembangan startup sustainable semakin kuat. “Kebijakan yang pro-inovasi dan pro-lingkungan memberi ruang bagi startup untuk tumbuh dan berkembang,” ujarnya.

Dalam hal ini, startup sustainable tidak hanya menjadi tempat kerja yang menarik bagi Gen Z, tetapi juga menjadi bagian dari solusi untuk masalah global. Dengan fokus pada keberlanjutan, startup ini membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan memperkuat tanggung jawab sosial perusahaan.

Related posts