Jakarta Selatan kini menjadi pusat bisnis jastip tiket konser yang menggiurkan. Dengan antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap konser musik, khususnya setelah pandemi berakhir, banyak pelaku usaha memanfaatkan momen ini untuk menawarkan layanan titip tiket. Bisnis ini tidak hanya menguntungkan, tetapi juga bisa menghasilkan omzet yang melebihi gaji seorang manajer.
Kronologi Lengkap
Sejak industri hiburan kembali bergeliat, konser-konser besar seperti Coldplay mulai diadakan kembali. Tiket presale Coldplay di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta pada 15 November 2023 pun langsung ludes dalam hitungan menit. Hal ini membuat banyak orang mencari cara untuk mendapatkan tiket dengan mudah. Salah satu solusi yang muncul adalah bisnis jastip tiket konser.
Tio, salah satu pelaku usaha jastip, menjelaskan bahwa bisnis ini dimulai dari permintaan pribadi. “Biasanya 5-15 persen dari harga tiket,” ujarnya. Tio dan timnya membuka jastip untuk konser Coldplay, Blackpink, Pestapora, Joyland, dan Suga. Untuk mendapatkan tiket, dia harus bersaing dengan ribuan penggemar lainnya, yang membuat proses pembelian cukup rumit.
Mengapa Menjadi Viral?
Bisnis jastip tiket konser viral karena kebutuhan masyarakat akan akses yang lebih mudah untuk mendapatkan tiket konser. Karena jumlah tiket terbatas dan proses pembelian yang rumit, banyak orang memilih untuk menggunakan jasa jastip. Selain itu, peningkatan animo masyarakat terhadap konser musik internasional juga menjadi faktor utama.
Menurut Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, bisnis jastip tiket konser bisa menjadi usaha sampingan yang menjanjikan. “Penyedia jastip di konser yang cukup populer bisa melayani hingga 200 tiket. Ya tinggal dikalikan jasa rata-rata maka bisa raup Rp 90 juta,” ujarnya.
Respons & Dampak
Bisnis jastip tiket konser mendapat respons positif dari masyarakat. Banyak orang merasa terbantu dengan adanya jasa ini, terutama mereka yang tidak memiliki waktu atau kesempatan untuk berebut tiket. Namun, ada juga yang mengkritik bisnis ini karena dianggap sebagai bentuk calo. Namun, para pelaku jastip menegaskan bahwa bisnis ini murni dilakukan dengan izin dan transparansi.
Selain itu, bisnis ini juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Para pelaku usaha bisa mendapatkan omzet yang sangat besar, bahkan melebihi gaji seorang manajer. Ini membuat bisnis jastip tiket konser semakin diminati.
Fakta Tambahan / Klarifikasi
Menurut Profesor Rhenald Kasali, momentum bisnis jastip tiket konser akan cepat berlalu. “Model bisnisnya agak panjang masanya, tapi pilihan produknya cepat berubah,” katanya. Namun, saat ini, bisnis ini masih sangat menguntungkan.
Tio juga menyebutkan bahwa bisnis jastip tiket konser membutuhkan pengalaman dan jaringan yang kuat. “Intinya, lanjut Tio dalam berbisnis jastip tiket konser adalah pengalaman. Kalau pelaku usaha jastip sudah terkenal, terpercaya, dan selalu bisa mendapatkan tiket konser sesuai pesanan klien pasti bisnisnya akan bertahan lama.”
Penutup — Kesimpulan & Perkembangan Selanjutnya
Bisnis jastip tiket konser di Jakarta Selatan menunjukkan potensi besar dengan omzet yang bisa melebihi gaji seorang manajer. Masyarakat semakin membutuhkan layanan ini karena sulitnya mendapatkan tiket konser secara langsung. Bagi pelaku usaha, bisnis ini bisa menjadi sumber penghasilan yang stabil dan menguntungkan. Apa yang ditunggu publik berikutnya? Tunggu saja bagaimana perkembangan bisnis ini di masa depan.
