Prabowo Minta 887 Juta Rumah Tangga Segera Membuka Rekening Bank: Ini Alasannya
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menekankan pentingnya setiap warga negara memiliki rekening bank sebagai bagian dari upaya memperkuat inklusi keuangan di Indonesia. Langkah ini bertujuan memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta mengurangi kesenjangan.
Dalam rapat yang diadakan di Istana Negara, Presiden Prabowo mengumpulkan sejumlah menteri dan pejabat terkait untuk membahas strategi penguatan inklusi keuangan. Dari hasil laporan yang disampaikan, diketahui bahwa hingga saat ini, sekitar 88,7% penduduk Indonesia memiliki rekening bank, sementara tingkat penggunaannya mencapai 92,7%.
Namun, meski angka ini cukup tinggi, Presiden melihat perlu adanya peningkatan literasi keuangan agar masyarakat dapat lebih memahami risiko dan manfaat dari penggunaan rekening bank. “Kita harus terus meningkatkan pemahaman keuangan agar masyarakat bisa memanfaatkan layanan perbankan secara optimal,” ujar Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dalam keterangannya.
Kronologi Lengkap
Pada awal tahun 2025, Presiden Prabowo mengumumkan komitmen pemerintah dalam memperkuat fondasi inklusi dan kesehatan keuangan nasional. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari agenda transformasi ekonomi. Dalam pertemuan dengan Ratu Máxima dari Belanda, Kepala Negara menekankan percepatan kepemilikan rekening bank menjadi kunci perluasan akses keuangan nasional.
Selain itu, pemerintah juga menggandeng berbagai lembaga seperti Bank Indonesia, OJK, dan LPS untuk memastikan kebijakan dan regulasi yang kondusif. Tidak hanya itu, pemerintah juga telah menyusun Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang mengintegrasikan data dari berbagai sumber guna memastikan penyaluran bantuan sosial lebih tepat sasaran.
Mengapa Menjadi Viral?
Pernyataan Presiden Prabowo tentang pentingnya rekening bank bagi 887 juta rumah tangga di Indonesia langsung mendapat perhatian publik. Isu ini viral karena berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat luas, terutama dalam hal akses layanan keuangan dan bantuan sosial. Banyak netizen merespons positif, tetapi juga ada yang khawatir tentang tantangan implementasi, terutama di daerah terpencil.
Selain itu, isu ini juga muncul dalam konteks program prioritas pemerintah, termasuk elektronifikasi bantuan dan subsidi. Hal ini menunjukkan bahwa langkah ini bukan sekadar wacana, tetapi bagian dari rencana jangka panjang pemerintah.
Respons & Dampak
Respons masyarakat terhadap pernyataan Presiden Prabowo beragam. Sebagian besar menyambut baik, terutama mereka yang sudah memiliki rekening bank dan memahami manfaatnya. Namun, ada juga kelompok yang merasa khawatir, terutama masyarakat di daerah terpencil yang masih kesulitan mengakses layanan perbankan.
Tokoh masyarakat dan akademisi memberikan dukungan, tetapi menyarankan adanya pendidikan dan edukasi yang lebih intensif. Di sisi lain, pihak otoritas seperti Bank Indonesia dan OJK juga menegaskan siap mendukung penuh langkah pemerintah.
Fakta Tambahan / Klarifikasi
Menurut data terbaru, hingga bulan Oktober 2025, realisasi program prioritas pemerintah mencapai Rp 611 triliun dari pagu APBN 2025 sebesar Rp 929 triliun. Program-program tersebut mencakup penguatan daya beli, pelayanan publik, stabilitas harga, dan sarana prasarana produktivitas.
Di samping itu, pemerintah juga telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan literasi keuangan, termasuk pelatihan dan kampanye edukasi. Dengan demikian, langkah pemerintah tidak hanya fokus pada pembukaan rekening, tetapi juga pada pemahaman dan pengelolaan keuangan yang lebih baik.
Penutup
Langkah Presiden Prabowo untuk memastikan 887 juta rumah tangga memiliki rekening bank merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam memperkuat inklusi keuangan. Publik kini menantikan tindak lanjut dari pemerintah, terutama dalam hal pendidikan dan edukasi keuangan.
