Sosok Ali, Pria Berusia 31 Tahun yang Diamuk Massa
Ali, seorang pria berusia 31 tahun, menjadi sorotan setelah tewas diamuk massa. Kejadian ini terjadi setelah ia melakukan aksi kejahatan yang memicu amarah warga di Desa Rappolemba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Latar Belakang dan Aksi Kriminal
Ali merupakan residivis yang baru keluar dari lembaga pemasyarakatan (Lapas) pada Sabtu, (15/11/2025). Setelah bebas, ia kembali melakukan aksi pencurian laptop di Desa Rappoala. Tidak hanya itu, ia juga melakukan tindakan penganiayaan dan pemerkosaan terhadap T (37) di Desa Rappolemba pada Minggu, (30/11/2025).
Kapolres Gowa, AKBP Muhammad Aldy Sulaiman, menjelaskan bahwa AL adalah residivis yang sangat meresahkan warga. Ia baru saja bebas dari penjara sekitar 15 hari dan langsung kembali melakukan tindakan kriminal. Aksi-aksi ini akhirnya memicu kemarahan warga hingga akhirnya menangkap AL.
Penangkapan dan Penganiayaan Massa
Setelah melakukan aksinya, AL kabur ke dalam hutan dan menjadi fokus pencarian oleh warga selama tiga hari. Akhirnya, AL berhasil ditangkap warga pada Rabu, (3/12/2025), di Dusun Taipakodong, Desa Rappolemba. Ia lalu dihakimi warga hingga tewas.
Jasad AL kemudian diseret keliling kampung sejauh 5 kilometer menggunakan sepeda motor. Video penyeretan jasad AL tersebut viral di media sosial dan aplikasi percakapan instan. Warga merekam kejadian tersebut dan mengunggahnya ke platform digital.
Reaksi Keluarga dan Polisi
Menurut Kapolres Gowa, pihak keluarga korban menolak dilakukan otopsi. Mereka telah menandatangani pernyataan penolakan otopsi. “Keluarga korban menolak dilakukan otopsi dan telah menandatangani pernyataan penolakan otopsi,” kata Kapolres Gowa.
Meski demikian, polisi tetap melakukan penyelidikan terhadap para pelaku yang menyebabkan AL tewas. “Kami masih menunggu situasi kondusif dan hukum tetap kami jalankan siapa pun yang bersalah dalam kasus ini,” ujar AKBP Muhammad Aldy Sulaiman.
Peran Warga dan Kepolisian
Aparat kepolisian yang mencoba mengevakuasi AL mendapat perlawanan dari ribuan warga. Masyarakat mengklaim sedang menjalankan sanksi adat terhadap AL. “Anggota di lapangan mencoba masuk, tapi ada ribuan warga yang mengadang. Bahkan akses ke TKP dipalang oleh warga menggunakan truk,” tambah AKBP Aldy Sulaiman.
Hingga saat ini, ratusan aparat gabungan dan seluruh perangkat pemerintah, baik Desa maupun Kecamatan, masih melakukan penjagaan di sekitar lokasi guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
Fakta Tambahan dan Kesaksian Warga
Sebelumnya, seorang terduga pelaku kekerasan seksual terhadap gadis disabilitas di Gowa, Sulawesi Selatan, diamuk massa hingga tewas, Rabu (3/12/2025). Pelaku ditangkap, dianiaya, dan diseret di jalan raya oleh massa yang mengamuk sejauh kurang lebih lima kilometer.
Korban diketahui bernama Ali (32), warga Kelurahan Cikoro, Tompobulu, Kabupaten Gowa. Selain memerkosa, dia dituduh menganiaya seorang gadis difabel. “Berdasarkan informasi yang kami terima, sebelum meninggal almarhum sempat mencuri laptop. Keesokan harinya, yaitu Minggu (30/11/2025), dia memerkosa dan menganiaya seorang gadis difabel yang masih keluarga dekatnya,” kata Lurah Cikoro Muklis.
Setelahnya, ia melanjutkan, sejumlah massa mencari Ali. Ia ditemukan di perbatasan Desa Rappoala dan Desa Rappolemba. Di situ, Ali diketahui dianiaya massa yang mengamuk akan perbuatannya. Ia sempat diikat dengan bilah bambu dan dipertontonkan kepada warga. Setelahnya, Ali diseret dengan motor.
“Yang saya tahu almarhum sudah meninggal lalu diseret ke Cikoro,” tambahnya.
Kejadian Ali diseret dengan motor direkam sejumlah warga. Ia diseret melintasi Desa Rappolemba menuju Kelurahan Cikoro. Kepala Desa Rappolemba Husair menuturkan, kejadian tersebut membuat warganya geger. Terlebih lagi, jarak Ali diseret mencapai sekitar lima kilometer.
Warga yang melihat kejadian tersebut lalu merekam dan mengunggah ke media sosial atau aplikasi percakapan instan. “Laporan warga, almarhum telah meninggal setelah dianiaya,” tambahnya.
Kepala Polres Gowa Ajun Komisaris Besar M Aldy Sulaiman membenarkan kejadian penganiayaan terduga pelaku pemerkosaan hingga meninggal. Ia juga memastikan video korban diseret dengan motor merupakan rangkaian setelah penganiayaan tersebut terjadi.
“Situasi saat ini dalam keadaan kondusif. Pihak kepolisian dibantu perangkat pemerintah, tokoh agama, dan tokoh adat memastikan kondisi tetap aman. Kami juga telah melakukan olah TKP dan wawancara ke sejumlah orang,” terang Aldy kepada media.
Di sisi lain, terang Aldy, korban perkosaan oleh terduga pelaku saat ini masih dirawat di rumah sakit. Berdasarkan keterangan sementara, korban yang berkebutuhan khusus itu dianiaya terlebih dahulu sebelum menjadi korban kekerasan seksual.
