Bacaan Liturgi Hari Rabu, 3 November 2025, Pekan I Adven

Replika

Bacaan Liturgi Pekan I Advent dan Pesta St. Fransiskus Xaverius

Pekan I Advent adalah momen penting dalam perayaan Natal, yang menandai awal tahun liturgis Gereja Katolik. Di tengah persiapan menyambut kelahiran Yesus Kristus, bacaan-bacaan liturgi hari ini memberikan wawasan mendalam tentang makna pemberitaan Injil dan tanggung jawab umat beriman.

Bacaan-bacaan liturgi untuk hari Rabu, 3 November 2025, mencakup beberapa kitab suci yang memperkaya pemahaman kita akan pesan iman. Pesta St. Fransiskus Xaverius juga dirayakan dengan warna liturgi putih, simbol kebersihan dan kesucian.

Bacaan Pertama: 1Kor 9:16-19.22-23

Paulus menegaskan bahwa pemberitaan Injil bukanlah tugas yang bisa ia banggakan, melainkan kewajiban yang harus ia lakukan. Ia tidak mengharapkan upah karena tugasnya itu adalah panggilan dari Tuhan. Meskipun ia bebas terhadap semua orang, ia menjadikan dirinya hamba bagi semua agar dapat memenangkan sebanyak mungkin orang.

Ia bahkan menjadi seperti orang yang lemah agar dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang, ia telah menjadi segala-galanya demi memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu yang ia lakukan adalah karena Injil, supaya ia dapat mendapat bagian dalamnya.

Mazmur Tanggapan: Mzm 117:1.2

Mazmur ini mengajak seluruh bangsa untuk memuji Tuhan dan megahkan-Nya. Kasih-Nya yang besar atas kita dan kesetiaan-Nya untuk selama-lamanya menjadi dasar pengharapan kita.

Injil Katolik: Mrk 16:15-20

Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk pergi ke seluruh dunia dan memberitakan Injil kepada segala makhluk. Tanda-tanda seperti mengusir setan, berbicara dalam bahasa baru, memegang ular, minum racun, dan menyembuhkan orang sakit akan menyertai orang-orang yang percaya. Yesus naik ke sorga, dan para murid pergi memberitakan Injil sambil Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman-Nya dengan tanda-tanda yang menyertainya.

Bacaan Khotbah (BCO): Kis 20:17-36

Dalam suratnya kepada para penatua jemaat di Efesus, Paulus mengingatkan mereka tentang tanggung jawab sebagai pemimpin jemaat. Ia melayani Tuhan dengan rendah hati, banyak mencucurkan air mata, dan mengalami pencobaan dari orang Yahudi. Namun, ia tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi mereka. Semua kiberitakan dan kuajarkan kepada mereka, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah mereka.

Paulus bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Ia tidak menghiraukan nyawanya sedikitpun asal dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus.

Ia mengingatkan mereka untuk menjaga diri dan kawanan, karena mereka ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah. Serigala-serigala ganas akan masuk ke tengah-tengah mereka, dan dari antara mereka sendiri akan muncul orang-orang dengan ajaran palsu.

Paulus menasihati mereka dengan mencucurkan air mata selama tiga tahun. Ia menyerahkan mereka kepada Tuhan dan firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun mereka dan menganugerahkan bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.

Paulus tidak menginginkan perak, emas, atau pakaian dari siapa pun. Ia bekerja dengan tangannya sendiri untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Ia memberikan contoh bahwa dengan bekerja demikian, kita harus membantu orang-orang yang lemah dan mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.”

Setelah mengucapkan kata-kata itu, Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua.

Pos terkait