Gus Ulil Klaim Gus Yahya Tetap Pimpin PBNU, Tak Terpengaruh Kondisi Politik

AA1QXwJM



Pemimpin PBNU dan Perubahan Struktur Organisasi

PBNU, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, sedang mengalami perubahan dalam struktur kepemimpinan. Hal ini menjadi sorotan utama dalam beberapa waktu terakhir, terutama terkait dengan posisi Ketua Umum PBNU yang kini menjadi perdebatan.

Pernyataan Ketua PBNU

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ulil Absar Abdalla atau dikenal sebagai Gus Ulil, menegaskan bahwa Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) masih tetap menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Ia menyatakan bahwa rapat koordinasi banom yang dilakukan hari ini tetap berjalan normal, bahkan surat undangan untuk rapat tersebut ditandatangani langsung oleh Gus Yahya.

“Ya, ini Gus Yahya tetap berjalan dan bekerja sebagai ketua umum. Yahya bekerja seperti biasa, tidak ada pengaruh apa pun dari keadaan politik sekarang ini,” ujar Ulil saat ditemui di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (2/12/2025).

Meskipun terjadi rotasi jabatan pengurus, Ulil memastikan bahwa pengelolaan harian organisasi masih berada di bawah komando Gus Yahya. Rotasi ini dilakukan untuk menjaga performa dan kinerja organisasi agar tidak terganggu oleh kesibukan para pengurus.

Rotasi Jabatan Pengurus

Salah satu pengurus yang dirotasi adalah Saifullah Yusuf atau dikenal sebagai Gus Ipul. Ia kini tidak lagi menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen). Ulil menjelaskan bahwa rotasi ini dilakukan karena beberapa pengurus memiliki kesibukan lain yang dapat mengganggu kinerja organisasi.

“Rotasi ini karena untuk menjaga performa, kinerja organisasi, karena kesibukan-kesibukan beberapa pengurus ya, seperti sekjen, bendum,” jelas Ulil.

Selain Gus Ipul, ada pengurus-pengurus PBNU lain yang juga kena rotasi dari jabatannya. Ulil menekankan bahwa roda organisasi PBNU harus tetap berjalan terus, sehingga keputusan rotasi itu akhirnya diambil.

Persoalan Kepemimpinan

Sebelumnya, terjadi adu klaim pemegang kendali PBNU. Gus Yahya masih merasa menekankan bahwa dirinya merupakan ketua umum organisasi Islam tersebut. Namun, dalam beberapa hari terakhir, ia disebut telah diberhentikan dari jabatan Ketum PBNU dan digantikan oleh Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar.

Gus Yahya membantah dokumen pemberhentian tersebut dan menyatakan bahwa dokumen yang beredar tidak sah. Ia bahkan mencopot sejumlah pejabat PBNU dari jabatannya masing-masing, termasuk Gus Ipul dari jabatan Sekretaris Jenderal PBNU.

“Rotasi ini sebagaimana diatur dalam aturan perkumpulan sebagai forum permusyawaratan tertinggi kedua setelah Muktamar, ini semua kita maksudkan supaya tugas-tugas yang harus dipertanggungjawabkan oleh PBNU tetap bisa dijalankan dengan baik,” kata Yahya Cholil Staquf usai rapat tanfidziyah yang diselenggarakan di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, pada Jumat (28/11/2025).

Perlawanan dari Rais Aam

Di sisi lain, Rais Aam PBNU kembali melawan dengan menyatakan bahwa Gus Yahya sudah bukan ketum. Hal ini disampaikan usai silaturahmi Rais Aam PBNU dengan para Syuriah PBNU dan 36 PWNU yang digelar di kantor PWNU Jawa Timur, Sabtu (29/11/2025).

“Terhitung mulai tanggal 26 November 2025 pukul 00.45 WIB, KH Yahya Cholil Staquf tidak lagi berstatus sebagai Ketua Umum PBNU. Sejak saat itu, kepemimpinan PBNU sepenuhnya berada di tangan Rais Aam,” kata Miftachul Akhyar.

Perbedaan pandangan ini menunjukkan bahwa PBNU sedang menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas organisasi. Meskipun demikian, pihak PBNU tetap berupaya agar roda organisasi tetap berjalan lancar.

Pos terkait