Kekacauan Petir di Bangka Belitung: Kronologi, Korban, Penyebab, dan Tips Menghindari Sambaran

AA1RQ4fh 1

Tragedi Petir di Bangka Belitung: Korban Jiwa dan Kecelakaan yang Menimpa Warga

Petir merupakan fenomena alam yang tidak bisa diprediksi, namun sering menimbulkan korban jiwa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah warga menjadi korban sambaran petir, termasuk nelayan, pekerja perkebunan, penambang timah, dan masyarakat yang berada di rumah. Peristiwa ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan dan pemahaman mengenai bahaya sambaran petir serta cara-cara pencegahannya.

Kronologi Kecelakaan Petir di Bangka Belitung

1. Hasanudin dan Bahar di Perairan Laut Karang Langkore

Pada Sabtu, 6 Desember 2025, tragedi menimpa Hasanudin (45) dan anaknya Bahar (12) saat melaut di Perairan Laut Karang Langkore, Sungailiat, Bangka. Kedua korban sedang memancing ikan menggunakan kapal KM Kirana ketika tiba-tiba tersambar petir sekitar pukul 08.00 WIB.

Menurut Kasat Polairud Polres Bangka, AKP Arief Fabillah, “Hasanudin dan Bahar sempat terjun ke laut untuk menyelamatkan diri. Hasanudin masih sempat berteriak meminta tolong, sedangkan Bahar berusaha menolong ayahnya. Tim gabungan bersama nelayan akhirnya mengevakuasi korban.”

Hasanudin meninggal dunia akibat luka bakar di sekujur tubuh, sementara Bahar mengalami luka bakar serius dan dilarikan ke RS Depati Bahrin untuk perawatan intensif. Insiden ini menjadi pengingat bagi para nelayan akan risiko cuaca buruk di laut.

2. Kapal Nelayan Disambar Petir di Perairan Tuing Bangka

Pada Senin, 13 Oktober 2025, empat nelayan KM Nur Aini mengalami kejadian mengerikan saat kapal mereka tersambar dua kali petir di perairan Pesaren, Tuing, Kabupaten Bangka, Senin (13/10/2025) dini hari. TIM SAR dengan kapal KN SAR Karna 246 bergerak cepat menuju lokasi dan mengevakuasi seluruh ABK.

Sempat terombang-ambing selama lebih dari lima jam di tengah laut. Kapal kemudian ditarik ke Pelabuhan Pangkalbalam untuk diperbaiki. Seluruh ABK dalam keadaan selamat.

3. Atap Rumah Warga Dusun KD Belinyu Hancur Disambar Petir

Pada Senin, 1 September 2025, sambaran petir menghancurkan dapur sebuah rumah warga di Dusun KD Belinyu, Desa Lumut. Beruntung penghuni rumah selamat dengan luka ringan, namun puluhan KWh listrik mati dan beberapa peralatan rumah tangga rusak.

Kepala Dusun KD Belinyu, Asef, menyebut rumah mengalami kerusakan hingga 50 persen. “Waktu itu lagi hujan, tiba-tiba petir menyambar bagian dapur rumah warga, sementara penghuni rumah sedang tidur di kamar,” katanya. Akibat peristiwa ini, Asef menyebut, rumah korban mengalami kerusakan hingga 50 persen. Selain itu, puluhan KWh listrik warga sekitar juga mati lantaran efek sambaran petir.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” jelasnya.

4. Pemuda Mengenakan Kalung Terkapar Disambar Petir saat Mengendarai Motor Pulang Menyadap Karet

Pada Selasa, 24 September 2024, Nasib tragis menimpa Rafli Pramana, warga Desa Batu Betumpang, Kecamatan Pulau Besar, Kabupaten Bangka Selatan. Pemuda berusia 20 tahun itu ditemukan tergeletak di jalan dengan luka di beberapa bagian tubuh usai tersambar petir.

Peristiwa tersebut terjadi saat Rafli mengendarai sepeda motor melintas di jalan sekitar Sungai Ulim. Kepala Kepolisian Sektor Payung, Iptu Marto Sudomo, mengatakan korban tersambar petir ketika dalam perjalanan pulang usai menyadap pohon karet atau mengambil getah karet.

Akibat sambaran petir itu korban mengalami luka di beberapa bagian tubuh hingga dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kriopanting, Payung. “Jadi korban ditemukan sudah tergeletak di tengah jalan dan motor korban jatuh di saluran irigasi persawahan,” ujar Marto.

5. Kakak-Adik Pian dan Kedaber di Bangka Selatan

Pada Selasa, 11 Juni 2024, dua warga Desa Nyelanding, Bangka Selatan, ditemukan tewas akibat tersambar petir saat memanen kelapa sawit. Hujan lebat disertai petir melanda daerah tersebut sejak siang hari, sehingga kakak-adik tersebut tidak sempat menghindar. Kapolsek Airgegas, Iptu Agam Gustafa Rikza, membenarkan kejadian dan menyebut bahwa kronologi peristiwa masih dalam pendalaman.

6. Penambang Timah di Parittiga, Bangka Barat

Pada Selasa, 28 Mei 2024, dua dari empat penambang timah tersambar petir di Batu Panjang, Dusun Jebu Laut, Parittiga. Korban bernama La Mardin (25) dan La Ode Hasmi (45) meninggal dunia, sementara dua rekan lainnya selamat tanpa luka serius. Kejadian berlangsung saat hujan gerimis, namun kilatan petir terjadi tiba-tiba, menunjukkan betapa cepatnya cuaca ekstrem bisa memicu risiko kematian.

7. Pasutri di Air Bara, Bangka Selatan

Pada Rabu, 27 Maret 2024, pasangan suami istri di Dusun Air Ketimbai, Desa Air Bara, Bangka Selatan, dilarikan ke rumah sakit akibat tersambar petir yang juga merusak beberapa rumah di sekitarnya. Kedua korban mengalami luka bakar di sekujur tubuh, sementara rumah mereka porak-poranda. Kepala Desa Air Bara, Muklis Insan, menjelaskan bahwa hujan deras dan angin kencang saat itu menjadi faktor pemicu petir menyambar rumah warga.

8. Pajri di Desa Perlang, Bangka Tengah

Pada Sabtu, 11 November 2023, Pajri (33) meninggal dunia setelah tersambar petir saat berteduh di pondok kebun. Hujan lebat disertai petir juga merusak atap 15 rumah di sekitar lokasi. Kepala Desa Perlang, Yani Basaroni, menyebut bahwa korban sempat dilarikan ke Puskesmas Perlang, namun nyawanya tidak tertolong.

Penyebab Utama Sambaran Petir

Berdasarkan kronologi kasus-kasus di atas, beberapa faktor utama penyebab tersambar petir di Bangka Belitung adalah:

  1. Berada di lokasi terbuka

    Nelayan, pekerja sawit, penambang timah, dan masyarakat di rumah yang berada di area terbuka sangat rentan tersambar petir.

  2. Cuaca mendadak buruk

    Petir sering muncul secara tiba-tiba dari awan cumulonimbus, terutama saat hujan deras, badai, atau gelap mendung.

  3. Benda logam sebagai konduktor listrik

    Kapal, peralatan pertanian, pondok dari logam, dan instalasi listrik meningkatkan risiko tersambar petir.

  4. Kurangnya sistem penangkal petir

    Banyak rumah atau bangunan di laut maupun darat yang tidak dilengkapi penangkal petir sehingga menjadi jalur konduksi alami bagi sambaran listrik.

Dampak Sambaran Petir

Sambaran petir tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga kerusakan properti dan gangguan aktivitas masyarakat, antara lain:

  • Kematian dan luka bakar serius pada manusia dan hewan.
  • Kerusakan rumah dan bangunan, termasuk atap, dinding, dan peralatan elektronik.
  • Gangguan listrik akibat sambaran yang menghancurkan panel listrik atau peralatan elektronik.
  • Kehilangan properti dan biaya perbaikan tinggi akibat kebakaran dan kerusakan.

Tips Aman Menghindari Sambaran Petir

Untuk mencegah risiko sambaran petir, berikut langkah-langkah sederhana yang dapat dilakukan:

Saat di luar ruangan:

  • Hindari berlindung di bawah bangunan logam, tiang listrik, atau pohon tinggi.
  • Jangan berkelompok; jongkok dengan merapatkan kedua kaki.
  • Jika di laut, segera mendekati daratan atau bagian kapal yang terlindung dan jauhkan benda logam.
  • Hindari menggunakan peralatan logam seperti pancing atau alat berat saat hujan petir.

Saat di dalam ruangan:

  • Matikan perangkat elektronik dan cabut kabel dari stopkontak.
  • Jauhi telepon, smartphone, dan saluran air.
  • Gunakan alas karet atau sepatu untuk mengurangi risiko listrik tersambar.
  • Jangan mendekati jendela atau pintu saat cuaca buruk.

Tragedi petir di Bangka Belitung menunjukkan bahwa fenomena alam ini bisa menyerang siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Nelayan, pekerja perkebunan, penambang timah, dan masyarakat yang berada di rumah terbuka sangat rentan. Faktor utama adalah lokasi terbuka, cuaca buruk, benda logam, dan tidak adanya sistem penangkal petir. Langkah pencegahan sederhana seperti menunda aktivitas saat cuaca buruk, mencari perlindungan aman, dan menghindari benda konduktor bisa menyelamatkan nyawa. Kesadaran dan kewaspadaan adalah kunci untuk mencegah tragedi serupa terjadi kembali di masa depan.

Pos terkait