Kenali Leptospirosis, Penyakit Saat Banjir

AA1RRE0E

Apa Itu Leptospirosis dan Bagaimana Penyebarannya?

Banjir, terutama banjir bandang, sering kali menimbulkan dampak yang sangat merusak. Bangunan, rumah, serta infrastruktur lainnya bisa hancur akibat air yang meluap, sehingga membuat warga terisolasi. Selain itu, banjir juga dapat memicu munculnya berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit-penyakit berbahaya seperti leptospirosis.

Leptospirosis adalah salah satu penyakit yang sering muncul setelah bencana alam seperti banjir. Meskipun tidak sepopuler flu atau diare, penyakit ini memiliki potensi untuk menyebabkan gejala parah jika tidak ditangani dengan tepat. Lalu, apa sebenarnya leptospirosis dan bagaimana penyebarannya?

1. Leptospirosis Adalah Penyakit Zoonosis yang Menular dari Hewan ke Manusia

Leptospirosis adalah infeksi langka yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Penyakit ini termasuk dalam kategori zoonosis, yaitu penyakit yang menyebar dari hewan ke manusia. Ketika hewan yang terinfeksi buang air kecil, urinnya akan mengandung bakteri Leptospira yang dapat mengkontaminasi tanah atau air.

Ketika manusia menyentuh tanah atau air yang terkontaminasi, bakteri tersebut dapat masuk ke tubuh melalui kulit yang terluka atau melalui organ pernapasan seperti hidung dan mulut. Bakteri ini juga bisa menular melalui cairan tubuh seperti air mani atau ASI. Namun, karena cara penularannya yang terbatas, leptospirosis jarang menyebar antar sesama manusia.

2. Orang yang Tinggal di Wilayah Tropis Lebih Berisiko Terkena Leptospirosis

Meski leptospirosis bisa menyerang siapa saja, orang-orang yang tinggal di daerah tropis dengan curah hujan tinggi lebih rentan terkena penyakit ini. Wilayah seperti Karibia, Oseania, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan negara-negara di Sub Sahara menjadi area yang paling rawan.

Selain itu, mereka yang memiliki kontak langsung dengan tanah atau hewan seperti petani, peternak, pekerja tambang, dan dokter hewan juga berisiko lebih tinggi. Bencana banjir dan badai meningkatkan risiko leptospirosis karena akses air bersih terbatas, sehingga korban terpaksa menggunakan air kotor yang telah terkontaminasi.

3. Gejala Leptospirosis Sering Kali Mirip dengan Flu Biasa

Setiap tahunnya, sekitar 1 juta kasus leptospirosis terjadi di seluruh dunia, dengan jumlah kematian mencapai 60.000 jiwa. Mayoritas kasus ini merupakan penyakit ringan dengan gejala mirip flu, seperti demam, batuk, diare, muntah, sakit kepala, nyeri otot, ruam, dan mata merah. Gejala biasanya muncul antara 2 hingga 30 hari setelah paparan bakteri.

Sebagian besar penderita bisa pulih dalam waktu seminggu tanpa perawatan intensif. Namun, sekitar 10 persen kasus bisa berkembang menjadi penyakit berbahaya yang mengancam nyawa. Penderita leptospirosis parah bisa mengalami gejala berulang, seperti kelelahan, detak jantung tidak teratur, mual, mimisan, dan pembengkakan di tangan maupun kaki. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini bisa menyebabkan gagal ginjal dan kematian.

4. Cara Mencegah Leptospirosis

Mencegah leptospirosis sebenarnya tidak sulit. Salah satu cara terbaik adalah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Jika kamu memiliki hewan ternak atau peliharaan, pastikan mereka divaksinasi secara lengkap agar terhindar dari penyakit ini. Di negara maju, vaksinasi pada hewan sudah umum dilakukan, sedangkan di negara berkembang, vaksinasi sering kali tidak merata, sehingga risiko penularan lebih tinggi.

Selain itu, kamu juga perlu waspada terhadap hewan pengerat seperti tikus, yang merupakan pembawa utama bakteri Leptospira. Hindari aktivitas yang berhubungan dengan air kotor, seperti aliran banjir, sungai, atau danau. Jika harus melakukan aktivitas di lingkungan tersebut, gunakan pakaian dan sepatu pelindung, lalu segera mandi dan cuci tangan setelahnya.

Kesimpulan

Meski sebagian besar kasus leptospirosis bersifat ringan, kita tidak boleh mengabaikannya. Terutama saat musim hujan, ketika bakteri ini mudah menyebar. Jika kamu mengalami gejala seperti demam, muntah, atau nyeri otot, segera periksakan diri ke klinik atau rumah sakit terdekat. Dengan kesadaran dan pencegahan yang baik, kita bisa mengurangi risiko tertular leptospirosis.

Pos terkait