Penyakit Muncul Pasca Banjir Sumatra, Kemenkes Kirim Obat ke Daerah Terdampak

AA1RRuZ8

Penyakit Umum Mulai Muncul di Wilayah Terdampak Banjir

Di lokasi pengungsian wilayah yang terdampak bencana banjir di Sumatra, muncul sejumlah penyakit umum seperti batuk, pilek, demam, diare, dan penyakit kulit. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan pemantauan intensif serta menyalurkan logistik kesehatan termasuk obat-obatan dasar dan perbekalan medis.

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Rizka Andalucia, mengatakan bahwa pemantauan akan dilakukan selama satu minggu ke depan untuk memastikan kebutuhan kesehatan masyarakat di pengungsian tetap terpenuhi tanpa hambatan. Upaya ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan stok obat dan mencegah kekosongan.

Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Agus Jamaludin, menyebutkan bahwa peningkatan kasus demam mencerminkan kondisi lingkungan dan tempat tinggal yang masih belum stabil pasca-bencana. Demam menjadi keluhan yang paling cepat muncul setelah banjir, terutama di pengungsian yang padat dengan akses air bersih terbatas.

Selain demam, ada beberapa keluhan kesehatan lain seperti myalgia, gatal, dispepsia, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), hipertensi, luka, sakit kepala, diare, dan asma. Data menunjukkan jumlah kasus yang berbeda-beda di berbagai daerah.

Di Sumatra Utara, misalnya, Kabupaten Tapanuli Selatan melaporkan 277 kasus demam, disusul oleh myalgia 151 kasus, gatal 150 kasus, dispepsia 94 kasus, ISPA 96 kasus, hipertensi 75 kasus, luka 45 kasus, sakit kepala 23 kasus, diare 23 kasus, dan asma 3 kasus dalam periode 25 November hingga 1 Desember 2025.

Sementara itu, data dari Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, menunjukkan pola yang berbeda. Pada periode 25 hingga 30 November 2025, keluhan terbanyak adalah luka-luka dengan 35 kasus, diikuti ISPA 15 kasus, dan diare 6 kasus.

Penyaluran Logistik Melalui Pusat Distribusi

Untuk memastikan ketersediaan obat-obatan dasar dan alat kesehatan, Kemenkes menerapkan sistem distribusi terpusat. Distribusi logistik kesehatan dipusatkan melalui Kota Medan untuk mempercepat pengiriman ke berbagai wilayah terdampak.

Langkah ini diambil setelah beberapa gudang farmasi di daerah mengalami kerusakan. Pemantauan intensif akan dilakukan dalam satu minggu ke depan untuk memastikan distribusi berjalan tanpa hambatan.

Rizka Andalucia menjelaskan bahwa beberapa wilayah terdampak mengalami kerusakan gudang farmasi yang menyebabkan stok obat dan vaksin rusak atau tidak dapat digunakan. Untuk mempercepat penyaluran, distribusi logistik dipusatkan melalui Medan agar pengiriman dapat dilakukan lebih cepat dan tidak terhambat jarak.

Perhatian Khusus kepada Kelompok Rentan

Selain itu, perhatian khusus diberikan pada kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Kemenkes menurunkan tenaga gizi untuk memastikan ketersediaan makanan yang sesuai kebutuhan di dapur umum.

Distribusi Makanan Tambahan (PMT) telah dilakukan sejak 28 November melalui jalur udara dan darat. Kemenkes juga mengatur secara ketat penyaluran susu formula yang wajib melalui dinas kesehatan setempat untuk menjamin kelayakan dan keamanannya.

Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga, Lovely Daisy, menekankan pentingnya perlindungan nutrisi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Dia mengatakan bahwa Kemenkes tidak merekomendasikan penyaluran susu formula secara bebas di lingkungan bencana karena tingginya risiko kesehatan akibat keterbatasan air bersih dan sanitasi.

Pos terkait