Perubahan dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON)
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Erick Thohir, mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan revisi terhadap Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Salah satu perubahan yang diusulkan adalah penambahan jumlah cabang olahraga (cabor) unggulan serta penerapan sistem promosi-degradasi. DBON merupakan program pembangunan olahraga jangka panjang 2021-2045 yang dirancang untuk menciptakan sistem pembinaan olahraga yang efektif dan meningkatkan prestasi olahraga nasional, termasuk dalam kancah internasional, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga.
Dalam DBON saat ini, ada 14 cabor unggulan yang menjadi prioritas Kemenpora. Mereka adalah atletik, panahan, sepeda, dayung, senam, angkat besi, bulu tangkis, taekwondo, karate, wushu, panjat tebing, menembak, pencak silat, dan renang. Selain itu, terdapat tiga cabor industri yaitu sepak bola, bola basket, dan bola voli.
Erick Thohir menyampaikan bahwa kini sedang dipertimbangkan untuk menambah jumlah cabor unggulan dalam DBON menjadi 21 olahraga. Selain itu, Kemenpora juga akan memberlakukan sistem promosi-degradasi. Dalam hal ini, tidak semua cabor yang masuk dalam daftar 21 akan tetap aman. Evaluasi akan dilakukan pada tahun 2028, khususnya setelah Olimpiade, dengan fokus pada target seperti SEA Games, Asian Games, dan tujuan utama Olimpiade.
“DBON sendiri nanti mungkin ada perbaikan. Karena kan cabor yang sebelumnya dan hari ini agak berbeda. Apalagi dari DBON ini kita juga, tadi saya sampaikan, ada sistem promosi-degradasi,” ujar Erick Thohir.
Ia tidak menyebutkan secara rinci 21 cabor yang akan ditambahkan, terutama tujuh cabor baru. Namun, ia memastikan bahwa cabor-cabor seperti atletik, senam, dan akuatik tetap akan masuk dalam daftar dan bahkan difokuskan lebih lanjut.
“Prioritas itu sudah pasti mother sport. Yaitu pasti Senam, ya kan, Atletik, Renang, ada Akuatik. Dan yang lain sudah pasti Bulu Tangkis, enggak mungkin [tidak]. Kita bicara Olimpiade sudah pasti Bulu Tangkis, Angkat Besi, ya kan, ada Panahan, dan ada Speed Climbing, itu sudah tujuh. Nah tentu ada beberapa cabor lain yang kita tunggu aja dari hasil diskusi, akan ada resmi,” tambahnya.
Erick menjelaskan bahwa sistem promosi-degradasi diperlukan agar cabor-cabor memiliki kesempatan untuk menata diri jika ingin masuk dalam daftar 21 cabor. Hal ini juga bertujuan untuk menjaga transparansi dan keadilan dalam pengelolaan DBON.
Lantas bagaimana dengan nasib tiga cabor industri yang populer seperti sepak bola, voli, dan basket? Erick mengatakan bahwa Kemenpora akan tetap memisahkan ketiga cabor tersebut dari 21 cabor unggulan dalam DBON. Menurutnya, pemisahan ini diperlukan agar deretan cabor unggulan bisa difokuskan untuk urusan anggaran.
“Kalau arahnya Olimpiade, ya kita mesti membedakan treatment olahraga yang populer dengan pembiayaan yang 21 cabor. Ya karena yang 21 cabor ini benar-benar anggarannya benar-benar disiapkan,” ujar Erick.
Ia menegaskan bahwa visi Presiden tentang pentingnya olahraga sebagai salah satu aspek utama dalam kemajuan negara harus diwujudkan melalui langkah-langkah nyata di Kemenpora. “Ini yang menjadi platform visi Bapak Presiden yang harus kita jabarkan di Kemenpora,” tutupnya.
