Kinerja Saham Sektor Otomotif pada Tahun 2025
Pada tahun 2025, kinerja saham-saham emiten sektor otomotif di pasar modal Indonesia tercatat cukup positif. Beberapa perusahaan besar seperti PT Astra International Tbk. (ASII), PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS), dan PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) mengalami peningkatan signifikan dalam harga sahamnya.
Harga saham ASII mencatat kenaikan sebesar 36,73% secara year-to-date (YtD) menjadi Rp6.700 per lembar pada perdagangan hari ini, Jumat (5/12/2025). Sementara itu, saham AUTO juga mengalami kenaikan sebesar 20% YtD ke level Rp2.760 per lembar. Selain itu, saham PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) naik sebesar 15,22% YtD menjadi Rp1.060 per lembar.
Sementara itu, saham IMAS menunjukkan kenaikan yang lebih besar, yaitu sebesar 50,28% YtD menjadi Rp1.360 per lembar. Meskipun demikian, data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa volume penjualan mobil secara wholesales pada Januari—Oktober 2025 mengalami kontraksi sebesar 10,6% YoY menjadi 635.844 unit dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024.
Penjualan ritel mobil juga mengalami penurunan sebesar 9,6% YoY menjadi 660.659 unit. Meskipun penjualan mobil masih lesu, harga saham sektor otomotif tetap tumbuh. Hal ini didorong oleh sentimen non-fundamental serta ekspektasi pertumbuhan di masa depan.
Ekspektasi Pertumbuhan di Tahun 2026
Analisis dari Equity Research Kiwoom Sekuritas, Miftahul Khaer, menyatakan bahwa penguatan saham sektor otomotif pada tahun ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk optimisme atas gelaran pameran besar seperti GIIAS 2025. Pameran ini diharapkan mampu membangkitkan permintaan kembali.
Selain itu, ada harapan bahwa sektor otomotif akan mendapat insentif dari pemerintah untuk mendongkrak industri menjelang 2026. Miftah mengatakan bahwa prospek sektor otomotif pada 2026 tetap kompleks, namun ada potensi upside asalkan beberapa katalis seperti pemangkasan suku bunga atau kemudahan kredit, stimulus dari kebijakan fiskal, dan pemulihan daya beli konsumen bisa menjadi katalis kunci.
Research Analyst MNC Sekuritas, Muhamad Rudy Setiawan, menyoroti bahwa meskipun penjualan kendaraan roda empat cenderung menurun, pasar kendaraan roda dua tetap stabil berkat ekspor yang kuat. Ia melihat adanya peluang pemulihan pada 2026, didukung oleh pertumbuhan struktural yang lebih kuat dan tingkat penetrasi 4W Indonesia yang masih rendah.
Rekomendasi Analis untuk Saham-Saham Otomotif
MNC Sekuritas mempertahankan posisi overweight pada sektor otomotif, dengan ekspektasi pemulihan sektor roda empat pada keseluruhan 2026. Di samping itu, margin sektor kendaraan roda dua yang tangguh juga menjadi pertimbangan.
MNC Sekuritas merekomendasikan saham ASII dengan target harga Rp7.000 per lembar. Saat ini, ASII tetap menjadi pilihan utama karena posisi dominannya di sektor roda empat dan roda dua, jajaran produk yang komprehensif, serta divisi pembiayaan yang kuat. Selain itu, saham AUTO juga direkomendasikan dengan target harga Rp3.200 per lembar, karena pendapatannya yang solid, ketahanan arus kas, dan imbal hasil dividen yang tinggi.
Analis Sucor Sekuritas, Christofer Kojongian, menilai sektor otomotif mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan sejak akhir 2025 seiring dengan kebijakan longgar suku bunga acuan. Sucor Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk DRMA dengan target harga di level Rp1.500 per lembar. DRMA dinilai memiliki kelincahan dalam beradaptasi dengan industri otomotif yang terus berkembang, terutama kehadirannya yang semakin luas di komponen terkait kendaraan listrik (EV).
Konsensus Analis Terbaru
Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis terbaru menunjukkan bahwa sebanyak 25 sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk ASII. Target harga saham ASII sendiri berada di level Rp6.906 per lembar dalam 12 bulan ke depan. Untuk DRMA, konsensus analis menunjukkan bahwa sebanyak 10 sekuritas menyematkan rekomendasi beli, dengan target harga di level Rp1.313 per lembar. Sementara itu, untuk saham AUTO, sebanyak 11 sekuritas menyematkan rekomendasi beli dengan target harga di level Rp3.123 per lembar.
Disclaimer
Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. https://soeara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
