Kereta Api Kilat Pajajaran dan Rencana Pengembangan Transportasi Rel di Jawa Barat
Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menjalin kerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menghadirkan layanan transportasi rel yang lebih efisien. Salah satu proyek yang sedang dikaji adalah Kereta Api Kilat Pajajaran, yang bertujuan memberikan kemudahan mobilitas bagi warga lintas kota dan kabupaten dalam satu jaringan rel yang saling terhubung.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut layanan tersebut akan memangkas waktu tempuh relatif sangat cepat, seperti rute Gambir-Bandung yang diperkirakan hanya membutuhkan sekitar 1,5 jam. Proyek ini digadang-gadang akan menjadi solusi transportasi yang ramah lingkungan dan efisien.
Wakil Direktur Utama PT KAI, Dody Budiawan, saat ditemui di Stasiun Bandung menyatakan bahwa rencana Kereta Kilat Pajajaran masih tahap kajian setelah dilakukannya memorandum of understanding (MoU). Ia menjelaskan bahwa proses ini memerlukan studi mendalam dan persiapan berbagai dokumen teknis.
“Kami belum bisa berandai-andai. Nanti lihat hasil studinya bagaimana. Mudah-mudahan bisa (terwujud). Ya kita tunggu studinya,” ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama PT KAI resmi mengukuhkan Perjanjian Kerja Sama (PKS) terkait optimalisasi penyelenggaraan sekaligus pengembangan transportasi rel di wilayah Jabar. Dokumen kerja sama itu ditandatangani oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin, disaksikan oleh Wakil Menteri Perhubungan Suntana.
Kesepakatan ini menjadi kelanjutan dari komitmen bersama sebelumnya yang mencakup peningkatan layanan penumpang, pembangunan infrastruktur penunjang, penataan kawasan stasiun, hingga penyusunan kajian strategis perkeretaapian di lingkup Jawa Barat.
Dalam agenda tersebut, kedua institusi sepakat memperkuat karakter layanan kereta api melalui pengembangan Kereta Api Wisata “Jaka Lalana” serta Kereta Api Kilat “Pajajaran,” yang sekaligus menjadi identitas baru moda rel Jabar.
“Hari ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama seluruh bupati dan wali kota se-Jawa Barat, disaksikan oleh Pak Wamenhub, berkomitmen dengan Direktur PT KAI untuk mengembangkan perkeretaapian di Jawa Barat,” kata KDM, sapaan akrab Dedi Mulyadi.
Setelah acara penandatanganan selesai, Gubernur KDM menuturkan bahwa PKS tersebut membuka jalan yang lebih luas bagi percepatan sejumlah program transportasi berbasis rel yang selama ini sudah disiapkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Ia memerinci salah satu langkah yang akan digarap, yaitu pengembangan rute kereta pariwisata Jakarta–Bogor–Sukabumi–Cianjur dengan identitas “Jakalalana” untuk memperkuat sektor pariwisata yang mengandalkan perjalanan menggunakan jalur rel.
“Kereta pariwisata Jakarta-Bogor-Sukabumi-Cianjur, namanya Jakalalana,” ungkap KDM.
Selain sektor wisata, Pemdaprov Jabar bersama PT KAI turut menyiapkan layanan angkutan komoditas dari sektor pertanian dan perdagangan menuju Jakarta, Cirebon, serta Banjar melalui lokomotif dan gerbong khusus bernama “Kereta Api Tani Mukti.”
“Penyediaan lokomotif dan gerbong untuk mengangkut hasil pertanian dan perdagangan pada rute Jakarta-Cirebon serta Jakarta-Banjar,” kata KDM.
KDM juga menekankan dukungan terhadap pengembangan kereta listrik Padalarang–Cicalengka yang diharapkan bisa menjadi tulang punggung mobilitas harian masyarakat serta menjadi bagian dari upaya menurunkan tingkat kemacetan lalu lintas.
Selain itu, rencana pembenahan rute Nambo–Citayam untuk menambah frekuensi perjalanan dari Stasiun Nambo turut masuk dalam bagian kajian strategis yang disepakati untuk memperkuat jaringan rel di utara Jawa Barat.
Pada kesempatan yang sama, ia turut menjelaskan wacana layanan kereta cepat rute Pajajaran yang akan menghubungkan Jakarta–Bandung dengan proyeksi perjalanan sekitar satu setengah jam, bahkan memungkinkan dipadatkan menjadi satu jam.
“Pengembangan kereta listrik dari Padalarang ke Cicalengka. Lalu, pembangunan jalur Nambo-Citayam. Kelima, kereta Kilat Pajajaran akan memangkas waktu tempuh relatif sangat cepat, Gambir–Bandung menjadi sekitar satu setengah jam,” ungkapnya.
Layanan tersebut direncanakan terhubung hingga Garut, Tasikmalaya, dan Banjar dengan waktu tempuh sekitar dua jam.
“Kemudian dari Kota Bandung menuju Garut, Tasikmalaya hingga Banjar dapat ditempuh dalam waktu sekitar dua jam.” tambahnya.
KDM menyampaikan bahwa seluruh terobosan pengembangan jaringan rel itu membutuhkan dukungan pendanaan yang kuat. Ia pun berharap kolaborasi antara Pemda Provinsi Jawa Barat, PT KAI, dan semua mitra pendukung dapat terus berjalan harmonis untuk mempercepat realisasi program yang sudah disusun tersebut.
“Mantap tidak? Untuk itu doakan agar kami bisa mendapat dukungan pembiayaan dalam memenuhi seluruh cita-cita besar ini. Semoga Pemdaprov Jawa Barat berjodoh dengan PT KAI,” ujar Gubernur KDM.
Ia menambahkan bahwa perluasan jaringan transportasi publik di Kota Bandung dan mendorong integrasi layanan sampai Karawang juga akan menjadi bagian yang digarap bersama PT KAI.
Gubernur KDM menyebut bahwa kerja sama ini diharapkan mampu meningkatkan kelancaran mobilitas masyarakat di seluruh Jawa Barat.
“Semoga perjalanan dari Jawa Barat menuju Jakarta lancar,” pungkasnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan PT KAI bersepakat untuk memulai penataan kawasan Stasiun Bandung dan Stasiun Kiaracondong sebagai tahap pertama, sebelum bergerak ke kawasan stasiun lain sesuai kebutuhan dan kesepakatan masing-masing pihak.
Selain itu, PKS turut mencakup penyusunan kajian mengenai pengembangan layanan kereta api untuk pedagang, petani, dan peternak di bawah nama KA Tani Mukti, peningkatan infrastruktur perkeretaapian, penyusunan roadmap perlintasan sebidang, serta optimalisasi aset dan penguatan layanan antarmoda.
Untuk memastikan seluruh agenda terlaksana dengan baik, dibentuk pula Joint Working Group yang bertugas mengoordinasikan persoalan teknis dan menyusun rencana kerja secara bertahap.
