Akun IG Dwi Putri Apriandini Terungkap, Korban Calon LC di Batam Diduga Dianiaya, Empat Orang Jadi Tersangka

maxresdefault 43

Kasus Kematian Dwi Putri Apriandini Mengguncang Publik

Kasus kematian Dwi Putri Apriandini telah mengguncang publik, terutama setelah identitas korban mencuat ke ruang publik. Banyak warganet mulai bertanya-tanya tentang akun Instagram Dwi Putri Apriandini. Namun, hingga artikel ini ditulis, belum ada konfirmasi resmi mengenai akun tersebut. Berbagai klaim yang beredar di media sosial belum dapat diverifikasi kebenarannya. Oleh karena itu, publik diimbau untuk tidak menyebarkan informasi yang belum jelas sumbernya.

Di sisi lain, penetapan empat tersangka membuka tabir praktik kelam perekrutan pemandu lagu atau Ladies Companion di Batam. Kejadian ini menunjukkan adanya modus yang tidak transparan dan berpotensi membahayakan para calon pekerja.

Janji Pekerjaan yang Berujung Petaka

Awalnya, Putri datang ke Batam dengan harapan sederhana. Ia ingin mengumpulkan uang agar bisa kembali ke kampung halaman di Lampung Barat. Selain itu, ia tertarik pada tawaran kerja sebagai Ladies Companion di sebuah agensi bernama MK Manajemen. Agensi ini dimiliki oleh Wilson Lukman, pria yang akrab disapa Koko.

Namun, proses perekrutan tidak berjalan normal. Calon pekerja diwajibkan mengikuti ritual khusus yang disebut sebagai “penglaris”. Ritual tersebut dilakukan di ruangan gelap dan melibatkan konsumsi minuman beralkohol. Menurut kepolisian, Putri menolak mengikuti ritual itu secara penuh. Penolakan ini kemudian memicu rangkaian kekerasan.

Ritual Gelap dan Awal Kekerasan

Kompol Amru Abdullah, Kapolsek Batu Ampar, menjelaskan bahwa ritual menjadi syarat wajib untuk bergabung di agensi tersebut. Selain itu, polisi menyebut Putri dianggap tidak kooperatif. Di sisi lain, Wilson menerima informasi dari pacarnya, Anik Istikoma Noviana alias Melika, yang mengklaim telah dicekik oleh Putri.

Informasi tersebut memantik kemarahan. Namun, belakangan terungkap klaim itu tidak benar dan dinilai sebagai rekayasa. Meski demikian, emosi pelaku sudah terlanjur memuncak. Dari sinilah penganiayaan bermula.

Penyiksaan Selama Tiga Hari

Kekerasan terjadi di sebuah rumah kontrakan di Perumahan Jodoh Permai, Kelurahan Sungai Jodoh, Kecamatan Batuampar, Kota Batam. Misalnya, Putri disiksa secara berkelanjutan selama tiga hari, mulai 25 hingga 27 November 2025. Selain itu, korban sempat dicekoki minuman beralkohol sebelum mengalami penyiksaan lebih lanjut.

Penyiksaan tersebut sangat berat. Pada akhirnya, Putri meninggal dunia. Di sisi lain, para pelaku membawa jasad korban ke Rumah Sakit Elisabeth dan melaporkannya ke polisi pada dini hari Sabtu, 29 November 2025.

Empat Tersangka dan Barang Bukti

Polisi bergerak cepat dan menetapkan empat orang sebagai tersangka. Mereka adalah Wilson Lukman alias Koko sebagai pelaku utama, Anik Istikoma Noviana alias Melika sebagai “mami” agensi, Putri Angelina alias Papi Tama sebagai koordinator, dan Salmiati alias Papi Charles sebagai koordinator lainnya.

Selain itu, aparat menyita 18 barang bukti dari tempat kejadian perkara. Barang-barang tersebut antara lain lakban, bor besi, sapu lidi, selang air, kayu, tisu berlumuran darah, dan sebuah mobil yang digunakan pelaku. Atas perbuatannya, para tersangka dijerat pasal pembunuhan berencana dan atau penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian, dengan ancaman penjara seumur hidup atau maksimal 20 tahun.

Kembali ke Kampung Halaman, Dalam Keheningan

Putri memang akhirnya pulang ke Lampung Barat. Namun, kepulangan itu terjadi dalam suasana duka. Selain air mata keluarga, kasus ini meninggalkan pertanyaan besar soal keamanan perempuan yang mencari kerja di sektor hiburan. Di sisi lain, masyarakat diminta lebih waspada terhadap modus perekrutan yang tidak transparan.

Akun Instagram Korban Masih Misteri

Lantas, Akun IG Dwi Putri Apriandini apa? Hingga artikel ini disusun, belum ada konfirmasi resmi mengenai akun Instagram milik Dwi Putri Apriandini. Berbagai klaim yang beredar di media sosial belum dapat diverifikasi kebenarannya. Oleh karena itu, publik diimbau tidak menyebarkan informasi yang belum jelas sumbernya.

Pencarian Akun IG Dwi Putri Apriandini apa masih berlanjut. Selain itu, aparat fokus pada proses hukum agar keadilan bagi korban ditegakkan. Di sisi lain, isu Akun IG Dwi Putri Apriandini apa seharusnya tidak mengalihkan perhatian dari substansi kasus kekerasan yang terjadi. Misalnya, perhatian publik perlu diarahkan pada perlindungan calon pekerja dan pengawasan bisnis hiburan malam.

Penutup

Sebagai penutup, pertanyaan Akun IG Dwi Putri Apriandini apa memang wajar muncul. Namun, memastikan kebenaran informasi dan menghormati privasi korban tetap menjadi prioritas. Selain itu, tragedi ini menjadi pengingat bahwa janji pekerjaan tanpa prosedur jelas bisa berujung petaka.

Pos terkait