Hari ke-11 Bencana Sumbar: Akses Sulit, Evakuasi Berat, Fokus Kesehatan

56af56be4f21a33922a343e70bb10ad6

Kondisi Darurat di Sumatera Barat Masih Memprihatinkan

Memasuki hari ke-11 masa tanggap darurat, kondisi di banyak titik terdampak bencana di Sumatera Barat (Sumbar) masih jauh dari pulih. Akses menuju beberapa lokasi terputus, proses evakuasi belum selesai, dan kebutuhan layanan kesehatan terus meningkat. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar terus mengupayakan langkah cepat agar layanan kesehatan tetap berdiri di tengah situasi lapangan yang masih penuh hambatan.

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumbar Saiful Jamal mengatakan sejak detik pertama bencana terjadi, sistem penanganan kesehatan langsung digerakkan dalam satu komando terpadu. Saiful yang juga Ketua Health Emergency Operation Center (HEOC) Sumbar itu menyatakan evaluasi dilakukan setiap hari bersama Menteri Kesehatan untuk memantau kebutuhan, hambatan, dan efektivitas layanan di daerah-daerah terdampak.

“Begitu bencana terjadi, posko HEOC langsung ditetapkan bersama PIC dari Kementerian Kesehatan,” ungkapnya saat jumpa pers di Kantor Gubernur Sumbar, Jumat, 5 Desember 2025.

Saat ini, HEOC bertugas memastikan seluruh layanan kesehatan tetap berfungsi, mulai dari pengiriman logistik, kesiapan tenaga medis, proses rujukan pasien, hingga percepatan evakuasi jenazah. Upaya ini tidak lepas dari sulitnya kondisi lapangan. Jalur utama di Sumbar seperti Malalak dan Lembah Anai masih lumpuh, sehingga pergerakan tim medis dan evakuasi menjadi jauh lebih lama.

“Akses utama melalui Malalak dan Lembah Anai lumpuh sehingga evakuasi jenazah menjadi sangat berat. Kami sudah menyediakan freezer jenazah agar proses identifikasi dapat terus berjalan. Jenazah yang sudah teridentifikasi segera diambil agar identifikasi berikutnya bisa dipercepat,” ujarnya.

Penguatan Tenaga Kesehatan Dilakukan Bertahap

Penguatan tenaga kesehatan dilakukan secara bertahap. Sejak 30 November, spesialis patah tulang diturunkan ke Lubuk Basung, disusul kedatangan dokter dari Sulawesi Selatan pada 4 Desember. Di Kota Padang, dokter spesialis anak dan patologi klinik sudah mendampingi masyarakat, termasuk melalui layanan trauma healing yang mulai dibuka.

Selain itu, organisasi profesi seperti IDI dan Perhimpunan Dokter Bedah juga telah masuk ke wilayah Agam, yang menjadi salah satu daerah paling terdampak.

Bantuan dari Berbagai Pihak

Dukungan tambahan juga datang dari berbagai pihak. Komisi IX DPR RI menyerahkan bantuan kesehatan, sementara 12 anggota Kesprimpom Palembang tiba Kamis pagi untuk membantu penjernihan air, layanan kesehatan, serta logistik dasar seperti sembako dan pakaian.

Saiful menegaskan beban terbesar tetap berada di lokasi-lokasi terisolir yang belum sepenuhnya bisa dijangkau. Relawan membawa bantuan medis langsung ke titik bencana karena jalur distribusi resmi masih terhambat.

Pelayanan Kesehatan Tetap Berjalan

Meski beberapa puskesmas terdampak banjir, pelayanan tetap berjalan dengan penyesuaian lapangan. Terdapat kerusakan di gudang farmasi di Solok, tetapi obat dan perbekalan kesehatan tetap dapat disalurkan. Dinkes Sumbar mencatat kebutuhan tenaga kesehatan paling tinggi berada di Kabupaten Agam, seiring tingginya angka korban dan luasan wilayah terdampak.

Penyakit yang Menyerang Pengungsian

Sementara itu, di pengungsian, ISPA menjadi penyakit yang paling banyak menyerang pascabencana. HEOC menekankan pentingnya pasokan air bersih karena masa pemulihan rawan memicu diare dan infeksi saluran pernapasan. Pemeriksaan kualitas air dan depot air minum juga dilakukan mengingat akses air bersih terganggu oleh penumpukan kendaraan di Sitinjau Laut yang menjadi akses satu-satunya ke daerah bencana saat ini.

Data Bencana yang Terus Berkembang

Berdasarkan pembaruan Dashboard Satu Data Bencana per 5 Desember pukul 12.00 WIB, tercatat sebanyak 210 korban meninggal, dengan sebaran terbanyak di Kabupaten Agam (132 orang). Masih ada 26 jenazah yang belum teridentifikasi dan 214 orang dinyatakan hilang.

Kerugian sementara telah melampaui satu triliun rupiah, sementara sejumlah lokasi masih belum bisa ditembus tim gabungan karena kondisi medan yang tidak stabil. Data ini pun akan terus bergerak mengingat proses evakuasi di lapangan masih terus berlangsung hingga saat ini.


Pos terkait