MBG Babel: 6,9 Ton Ayam, Siswa Minta Tambahan Nasi, Lauk Daging Semur Lezat

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini resmi berjalan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagai bagian dari inisiatif pemerintah untuk meningkatkan kesehatan dan gizi anak-anak, program ini telah diterapkan di berbagai sekolah dan wilayah di provinsi tersebut. Salah satu titik awal pelaksanaan MBG adalah Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat, yang mulai beroperasi sejak 1 Desember 2025.

Pada hari pertama pelaksanaan, menu yang disajikan adalah daging semur dan disambut dengan antusias oleh para siswa. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Parittiga melayani sebanyak 985 siswa dari berbagai jenjang pendidikan, termasuk PAUD, TK, hingga SMKN 1 Parittiga. Menu makanan yang disediakan disesuaikan dengan standar gizi, memperhatikan kandungan protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral.

Kepala SPPG Parittiga, Rizki Ramadan, menyampaikan bahwa program ini merupakan pelaksanaan perdana SPPG di Parittiga. Ia berharap program ini bisa berjalan berkelanjutan dan memberikan manfaat nyata bagi kesehatan dan semangat belajar anak-anak di sekolah. Selain itu, pengolahan makanan dilakukan dengan memperhatikan standar kebersihan dan keamanan pangan, mulai dari dapur hingga pendistribusian ke sekolah-sekolah.

Pihak sekolah menyambut baik kehadiran program MBG ini, mereka antusias, dari para guru dan orang tua berharap, dengan terpenuhinya kebutuhan gizi siswa. Semangat belajar anak-anak akan semakin meningkat dan berdampak positif terhadap prestasi mereka.

Kepala SMKN 1 Parittiga, Bambang Agustianto, mengaku bahwa siswanya sangat antusias dengan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolahnya, sebanyak 810 siswa telah menerima manfaat MBG yang selama ini dinantikan. Ia menuturkan, pada hari pertama pelaksanaan, menu yang disajikan adalah daging semur, disambut dengan penuh antusias oleh para siswa. Anak-anak sangat senang sekali. Mereka menikmatinya, bahkan ada yang minta nasi ditambah. Mereka mengatakan makanannya enak.

Menurut Bambang, program MBG juga sangat membantu kondisi ekonomi orang tua siswa, mengingat saat ini banyak keluarga yang penghasilannya menurun. Banyak orang tua menyampaikan kepada kami, di rumah mereka cukup kesulitan. Hasil timah tidak seperti dulu lagi. Dengan adanya MBG ini sangat membantu sekali.

Tiga Dapur MBG Diresmikan

Camat Parittiga, Adhian Zulhajjany, menyampaikan, pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Parittiga telah dimulai sejak 1 Desember 2025. Diawali dengan kegiatan seremonial peresmian dapur umum MBG yang dilakukan di Desa Sekar Biru. Saat ini, terdapat tiga Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang seluruhnya sudah berjalan aktif.

Untuk saat ini, tiga dapur yang ada sudah beroperasi dan mampu memproduksi sekitar 3.000 porsi setiap harinya. Camat berharap, dengan beroperasinya dapur umum MBG ini dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat Parittiga. Terutama dalam penyerapan bahan baku dari petani dan pelaku usaha lokal yang sejalan dengan program ketahanan pangan.

Dengan adanya dapur ini, bahan baku bisa diserap dari petani lokal sehingga memberikan pasar yang pasti bagi mereka. Selain itu, ia juga berharap para siswa dan seluruh penerima manfaat benar-benar dapat merasakan dampak positif dari program MBG. Khususnya dalam pemenuhan gizi anak-anak sebagai generasi emas 2045.

Habiskan 6,9 Ton Ayam Sebulan

Empat dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bangka mampu menghabiskan hingga 6,9 ton ayam pedaging setiap bulannya. Kondisi ini sedikit banyaknya memberikan pengaruh terhadap ketersediaan atau pasokan daging ayam di Kabupaten Bangka yang mengalami kenaikan harga sejak beberap waktu terakhir.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pangan dan Pertanian (Dinpanpertan) Kabupaten Bangka, Krisnaningsih, menyebut, dari hasil pemantauan terhadap empat dapur MBG yang berada di Kabupaten Bangka, setiap dapur menggunakan menu daging ayam sebanyak 2 kali setiap pekannya. Untuk kebutuhan protein, dapur MBG di Kabupaten Bangka menggunakan menu daging sapi, daging ayam dan telur ayam setiap minggunya.

Jumlah tersebut, maka dapat ditotal bahwa kebutuhan daging ayam untuk empat SPPG tersebut mencapai 6,984 kg atau 6,9 ton per bulan. Itu belum yang termasuk SPPG di Belinyu yang belum sempat kita data. Terus kita juga di Kabupaten Bangka nanti rencananya bakal ada 32 SPPG.

MBG Pangkalpinang Meningkat Pesat

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Pangkalpinang terus menunjukkan progres yang signifikan. Hingga awal Desember 2025, program ini telah menjangkau 49 sekolah dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ketua Tim Pengawasan MBG Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang, Al Hatas Cahyadi, mengatakan sebanyak 40 SD dan 9 SMP kini telah menerima manfaat program tersebut.

Sebaran sekolah penerima manfaat untuk tingkat SD mencakup berbagai kecamatan, mulai dari Gerunggang, Girimaya, Bukit Intan, Taman Sari hingga Rangkui. Sementara itu, untuk tingkat SMP, perluasan program terus dilakukan secara bertahap. Pemerintah Kota Pangkalpinang menargetkan perluasan program MBG secara menyeluruh.

Hasil Perikanan Dukung MBG

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Tengah terus mendorong pemanfaatan komoditas lokal, sebagai pondasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman menyebutkan, salah satu potensi yang dimiliki wilayahnya dalam suplai kebutuhan MBG itu yakni sektor perikanan, baik itu ikan tangkap dan ikan air tawar.

Pangan Lokal Sumber Utama MBG

Harapan petani di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dipastikan meningkat setelah pemerintah daerah memastikan bahwa produk pertanian lokal akan menjadi sumber utama bahan pangan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kebijakan ini diproyeksikan memperluas pasar sekaligus menstabilkan pendapatan petani. Pemanfaatan hasil tani daerah penting untuk keberlanjutan pasokan dan gizi seimbang anak.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan, Risvandika mengatakan pemanfaatan komoditas lokal sebagai pondasi pelaksanaan MBG. Khususnya ketika permintaan pangan sehat bagi anak sekolah meningkat setiap bulan. Penggunaan komoditas lokal bukan sekadar anjuran, tetapi keharusan. Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar untuk memperkuat rantai pasok lokal.

Setiap SPPG akan mendapat pendampingan untuk mengatur pola pembelian langsung dari petani, agar pemanfaatan produk daerah lebih terencana dan tepat sasaran. Pemerintah ingin memastikan bahwa tidak ada lagi SPPG yang mengambil komoditas dari luar daerah selama pasokan lokal tersedia. Pihaknya telah melakukan pemetaan terhadap potensi dan ketersediaan komoditas lokal.

Pos terkait