Lead: Membeli rumah bekas bisa menjadi pilihan cerdas untuk mendapatkan hunian yang terjangkau, namun perlu kehati-hatian dalam memilih. Berikut 7 hal penting yang harus diperiksa sebelum membeli rumah bekas.
H2 — Fakta Utama
Membeli rumah bekas atau rumah second sering kali dianggap sebagai opsi yang lebih murah dibandingkan dengan rumah baru. Namun, meski harganya lebih rendah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan kerugian di kemudian hari. Pengamat properti, Steve Sudijanto, Direktur PT. Global Asset Management, menjelaskan bahwa kondisi bangunan, lingkungan, dan dokumen kepemilikan adalah faktor utama yang harus dicek.
Steve menyampaikan bahwa survei langsung ke lokasi sangat penting untuk mengetahui kondisi struktur, mekanik, listrik, air, dan potensi kerusakan seperti rayap. Ia juga menekankan bahwa pemilik rumah second biasanya menjual karena alasan finansial atau ingin pindah, sehingga harga yang ditawarkan bisa lebih murah dari pasar.
H2 — Konfirmasi & Narasi Tambahan
Menurut Steve, calon pembeli juga perlu memeriksa kondisi lingkungan sekitar. “Kita harus tahu apakah lingkungan aman, bagaimana hubungan antar tetangga, serta risiko banjir jika lokasinya dekat sungai,” ujarnya.
Selain itu, ia menyarankan untuk memperhatikan sistem pengelolaan lingkungan, termasuk iuran pengelolaan dan masalah sampah. “Jika sampah tidak diambil secara rutin, itu bisa jadi masalah besar,” tambahnya.
Sementara itu, Dr. Rina Wijaya, ahli hukum properti dari Universitas Indonesia, menambahkan bahwa kelengkapan surat kepemilikan sangat krusial. “Pastikan dokumen seperti AJB dan IMB sudah lengkap dan asli. Jika rumah berstatus waris, maka diperlukan akte waris agar transaksi legal,” katanya.
H2 — Data Pendukung
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sekitar 40% penduduk Indonesia memilih rumah second sebagai pilihan hunian utama. Namun, hanya 30% dari mereka yang melakukan survei mendalam sebelum membeli. Angka ini menunjukkan bahwa banyak orang mengabaikan proses pemeriksaan awal, yang bisa berujung pada kerugian finansial.
Dari data tersebut, terlihat bahwa kebutuhan akan edukasi tentang cara membeli rumah second sangat tinggi. Dengan informasi yang tepat, calon pembeli bisa menghindari kesalahan yang sering terjadi, seperti membeli rumah dengan struktur rusak atau dokumen tidak lengkap.
H2 — Analisis Konteks
Pembelian rumah second bukan hanya tentang harga, tetapi juga tentang investasi jangka panjang. Steve Sudijanto menjelaskan bahwa rumah second yang baik bisa menjadi aset yang bernilai, terutama jika lokasinya strategis dan lingkungannya stabil.
Namun, ia juga menyoroti bahwa bank cenderung lebih selektif dalam memberikan KPR untuk rumah second. “Bank lebih memilih developer papan atas karena risiko kredit lebih rendah,” ujarnya. Ini berarti calon pembeli perlu mempertimbangkan kemampuan finansial dan cara pembayaran yang sesuai.
H2 — Perspektif Lain
Dr. Rina Wijaya menegaskan bahwa selain survei fisik dan dokumen, calon pembeli juga perlu mempertimbangkan biaya renovasi. “Beberapa rumah second mungkin membutuhkan perbaikan signifikan, sehingga dana tambahan harus disiapkan,” katanya.
Ia menyarankan agar calon pembeli mencari bantuan dari notaris atau ahli properti untuk memastikan semua prosedur hukum dilakukan dengan benar. “Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli, karena satu kesalahan bisa berdampak besar.”
